ABSTRAKSecara umum, ada tiga pendekatan yang dapat kita gunakan dalam melakukan penilaian dari suatu saham (valuation). Yang pertama adalah discounted cash flow valuation, yang menghubungkan nilai suatu asset dengan nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan dari asset tersebut. Yang kedua adalah relative valuation, yang mengestimasi nilai asset dengan menilai pada penentuan harga pada asset-asset yang sebanding secara relatif terhadap variabel-variabel yang umum seperti earnings, cash flow, book value atau sales. Yang ketiga adalah contingent claim valuation, yang menggunakan option pricing model untuk mengukur nilai suatu asset yang memiliki karakteristik option.
Terlepas dari model yang akan digunakan, asumsi-asumsi yang mendasari pembuatan analisa yang sebenarnya lebih penting dalam meramalkan earning yang dapat dihasilkan perusahaan di masa depan. Karena itu penting untuk dilakukan analisa sebelum membuat asumsi untuk meramalkan prospek perusahaan yang meliputi analisa makro dan analisa industri untuk melihat posisi perusahaan relatif terhadap perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut. Setelah itu dilakukan peramalan earning perusahaan dan dilakukan penilaian perusahaan atau saham. Analisa fundamental adalah kunci dari proses penilaian fair value perusahaan.
Dalam karya akhir ini digunakan Metode Discounted Cash Flow Valuation - Economic Profit Model, dimana nilai dari suatu perusahaan sama dengan jumlah modal ditambah dengan premium dari present value nilai yang dihasilkan (amount of invested capital premium equal to the present of the value created each year). Tahap proyeksi Economic Profit dibagi dalam dua periode yaitu selama periode explicit (proyeksi detail) dan setelah periode explicit untuk lima sampai sepuluh tahun yang diwakilkan dengan suatu nilai tertentu (continuing value).
Valuation terhadap saham PT. HM Sampoerna Tbk. dalam kasus ini menggunakan tiga scenario berdasarkan fakta bahwa pemerintah bias merubah struktur pajak dengan merubah satu a tau sekaligus dari 3 faktor, yaitu cukai, harga banderol atau harga jual eceran minimum dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Berdasarkan skenario Most Likely diperoleh nilai saham seluruhnya sebsar Rp.17,613 trilyun yang jika dibagi dengan jumlah saham perusahaan beredar (4.391.869.500 lembar saham) maka diperoleh harga saham per lembar sebesar Rp. 4.011. Jika dibandingkan dengan current market price I share (Desember 2002) sebesar Rp. 3.700, maka dapat dikatakan bahwa PT HM Sampoerna Tbk berada dalam posisi undervalued sebesar Rp. 3.11 per lembar sahamnya.
Dengan skenario Optimistic diperoleh nilai saham seluruhnya sebesar Rp. 27,513 triliun atau nilai saham per lembar sebesar Rp. 6.264. jika dibandingkan dengan current market price maka dapat rlikatakan bahwa saham PT. HM Sampoerna Tbk berada dalam posisi undervalued sebesar Rp. 2.564 per lembar sahamnya. Dengan skenario Pesimistic diperoleh nilai saham sebsar Rp. 2.579. jika dibandingkan dengan current market price, maka dapat dikatakan bahwa saham PT HM Sampoerna Tbk berada dalam posisi overvalued sebesar RP. 1.179 per lembar sahamnya.