ABSTRAKMemori dan sejarah kerap dikaitkan satu sama lain karena berkaitan erat dengan waktu, padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Sebuah kota yang berdiri sejak dahulu, mengalami berbagai kejadian pada setiap waktunya sehingga memiliki memori dan sejarahnya sendiri yang membuat kota tersebut berbeda dari yang lainnya. Dalam hal ini keduanya berperan dalam membangun ruang urban dalam sebuah kota. Tetapi dalam perwujudannya, seringkali hanya menjadi representasi tanpa ingatan dari masyarakat pada kota tersebut, bahkan seringkali hanya menjadi ldquo;pemanis rdquo; bagian komersial, atau memori kolektif dari sebuah kota sudah tergantikan oleh memori personal dari masyarakat. Namun apakah penggunaan memori di dalam ruang urban masih relevan?Dalam skripsi ini saya mempertanyakan kembali apakah penggunaan memori dalam kota masih relevan atau tidak. Kebanyakan masyarakat Jakarta dengan rentang usia 17-26 tahun tidak mengetahui sejarah dan tujuan pembangunan Bundaran HI, terdapat dua kemungkinan dalam pelupaan yang terjadi di dalamnya, apakah karena rentang waktu yang memang terlalu jauh tetapi juga dapat disebabkan rancangan kota yang ada di dalamnya tidak mendukung proses pengingatan terjadi. Dalam skripsi ini saya mencoba melihat Bundaran HI melalui teori Rossi, Boyer, dan Borden, bagaimana keterkaitan antara lokasi yang dipilih dengan makna yang ada di baliknya, keterkaitan antara jalan dengan lokasi-lokasi lainnya, dan juga perkembangan dari monumen itu sendiri, apakah mendukung proses pengingatan tersebut atau tidak sama sekali.
ABSTRACTMemory and history are often linked to each other because they are related to time eventhough they are slightly different. Since the time it was built, a city has been experiencing various of events so it has its own memory and history that makes the uniqueness of the city. Both history and memory have their roles to build urban space in the city. But in its constructing process, the city often just a mere representation without the memory of the society, and often used for an ldquo additional sweetener rdquo of the commercial part, or replaced the collective memory the city has had to personal memory of individual in society. But is using memory in urban space still relevant In this thesis, I seek for the use of memory in the city, whether if it rsquo s still relevant or not relevant. Most of Jakarta youngsters aged 17 26 years do not know the history and the meaning behind the construction of Bundaran HI, and there are two possibilities why are they forgetting the history whether they are not yet existed when it happened, or because the design itself doesn rsquo t support people to remember its history. Therefore, I try to see the design of Bundaran HI through the theory of Rossi, Boyer, and Borden how the location linked to its meaning, to the link between the street and other locations, and to the monument itself, whether the design supports the remembering process, or the design gives no chance to be remembered.