ABSTRAKKabupaten Bogor bagian barat merupakan wilayah dengan angka putus sekolah yang tinggi, khususnya anak putus SMP. Fenomena anak putus SMP tersebut memiliki faktor yang beragam sesuai dengan kondisi wilayahnya. Kecamatan Dramaga, Ciampea, dan Tenjolaya merupakan wilayah kecamatan yang saling berbatasan namun memiliki kondisi wilayah yang berbeda dalam aspek ekonomi, sosial, dan pendidikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis pola sebaran wilayah anak putus SMP berdasarkan aspek lokasi, kondisi desa, dan karakteristiknya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lokasi sekolah, lokasi pasar dan industri, tingkat pendidikan penduduk, mata pencaharian penduduk, jenis kelamin, dan tingkat partisipasi PKBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak putus SMP yang tinggi cenderung berada di wilayah yang tidak terjangkau oleh SMP berstatus negeri dan tidak terjangkau oleh pasar dan industri. Wilayah anak putus SMP yang tinggi juga cenderung berada pada wilayah dengan mata pencaharian sektor non-formal, seperti petani, pengrajin, dan buruh. Secara karakteristik anak putus SMP, anak laki-laki justru cenderung lebih mendominasi dibandingkan dengan anak perempuan. Selain itu, rendahnya anak putus SMP yang melanjutkan PKBM cenderung berada pada wilayah penduduk pendidikan dasar.
ABSTRAKThe western district of Bogor is an area with a high dropout rate, especially for junior high school dropouts. The phenomenon of dropout rates has various factors in accordance with the conditions of its territory. Sub district Dramaga, Ciampea, and Tenjolaya share the same borders but have different regional condition in economic, social, and educational aspects. Therefore, this research aims to map and analyze the pattern of junior high school dropout distribution based on location aspect, village condition, and characteristics. This research uses six variables, which is location of school, market and industry, education level of population, population livelihood, gender, and PKBM learning center program for society participation. The result shows that junior high school dropouts tend to be in the area that is not approached by public junior high school as well as market and industry. The high rate area of junior high school dropout also tends to be in area with non formal sector of livelihood, such as a farmer, craftsmen, and labor. Characteristically, the number of boy dropout is higher than the number of girl dropout. In addition, the low rate of dropout who takes the PKBM tends to be in the area of primary education population.