ABSTRAKJurnal ini membahas tentang dua orang tokoh sufi yang terkenal bernama Syekh Abdul Qodir al-Jailani dan Ibn lsquo;Arabi dan pemikirannya tentang hakikat ma rsquo;rifat. Ma rsquo;rifat adalah tahapan tasawuf yang paling tinggi tingkatannya. Ada syarat dan banyak jalan menuju ma rsquo;rifat. Pandangan Syekh Abdul Qodir al-Jailani tentang hakikat ma rsquo;rifat berbeda dengan Ibn lsquo;Arabi walaupun mempunyai tujuan yang sama. Pada masa kehidupanya terdapat pro dan kontra terhadap pemikiran mereka. ketika Abdul Qodir al-Jailani berpandangan tentang ma rsquo;rifat. Orang yang kontra terhadap pemikiran beliau terselesaikan secara damai karena pemikirannya yang masih rasional. Berbeda dengan Ibn lsquo;Arabi, menurut pandangan Ibn Taimiyah bahwa ia terlalu melenceng. Penulisan ini mengunakam metodologi penelitian kualitatif-deskritif dengan teknik penelitian kajian pustaka. Keyword : ma rsquo;rifat, Abdul Qodir, Ibn lsquo;Arabi, tasawuf.
ABSTRACTThis journal discusses about two famous Sufis, they are Syekh Abdul Qodir al Jailani and Ibn lsquo Arabi. They have a well known opinion about ma rsquo rifat. Both of them agree that Ma rsquo rifah is the highest level of tasawuf. There are some terms and conditions also ways to get ma rsquo rifat level. On the other hand, Syekh Abdul Qodir al Jailani and Ibn lsquo Arabi have different opinions about ma rsquo rifat principles. At this journal, the author is about to reveal the differeces between them. This methodology is using qualitatif ndash description tith study oriented technique.Keyword ma rsquo rifat, Abdul Qodir, Ibn lsquo Arabi, tasawuf.