ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena dari kain batik besurek di wilayah Bengkulu yang memiliki keunikan. Keunikan pada batik besurek yaitu terletak pada motifnya yang menggunakan kaligrafi bahasa Arab. Dan setiap motif dan warna yang digunakan memiliki makna filosofis didalamnya. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana upaya pelestarian kain Batik Besurek di Bengkulu, siapa saja yang berperan, dan apa saja peran mereka dalam melestarikan batik ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Kepustakaan dan Penelitian Lapangan. Data-data terkait diperoleh dari buku-buku, artikel ilmiah, dan website yang memiliki keterkaitan dengan batik secara umum ataupun yang berkaitan langsung dengan batik besurek. Dan penelitian lapangan berupa Pengumpulan data berupa kata-kata dan tindakan diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis data yang diambil adalah berbentuk catatan baik tulisan dan nontulisan yang berasal dari informan, dokumentasi dan kajian pustaka. Penelitian ini menyimulkan bahwa batik besurek telah ada sejak abad ke-16 yang di perkenalkan oleh pedagang Arab dan pekerja asal India. Yang kemudian oleh masyarakat Bengkulu di kembangkan dan digunakan untuk upacara adat dan bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Masyarakat, pemerintah, komunitas, dan lembaga atau perusahaan memiliki peran dalam melestarikan dan mengembangkan batik ini.
ABSTRACTThis research is based on the phenomenon of batik cloth besurek in Bengkulu region that has unique characters. The uniqueness of batik besurek lies in its motif which uses Arabic calligraphy. Every motif and colour used has philosophical meanings. The purpose of this study is to find out how people preserve Batik Besurek in Bengkulu, who have the roles in its preservation, and what their roles are. The method used in this research is the method of literature study and field research. Related data obtained from books, literature, and websites that have relevance to batik in general or directly related to Batik Besurek. The field research is conducted in the form of data collection of words and actions obtained from observation, interviews, and documentation. The types of data taken are in the form of notes, both written and verbal communication derived from informants, documentation and literature review. This study concludes that Batik Besurek has existed since the 16th century and was introduced by Arab traders and workers from India. Consequently the people of Bengkulu developed and used Batik Besurek for traditional ceremonies with motif of Arabic letters that can be read by the people. Society, government, community, and institutions or companies have their own roles in preserving and developing this batik.