ABSTRAK
Pasien mikosis meningkat sejalan dengan bertambahnya populasi imunokompromi. Pengetahuan tentang jamur penyebab dan respons terhadap antijamur penting dalam tatalaksana mikosis yang dipengaruhi oleh geografi, sehingga penting untuk menelitinya sesuai wilayah dalam hal ini Jakarta. Penelitian bersifat retrospektif dilakukan di Laboratorium Parasitologi FKUI dengan meneliti data tahun 2004-2015. Didapatkan 16478 isolat dari 14707 bahan klinis. Golongan khamir terbanyak adalah C. albicans, C. tropicalis dan C. parapsilosis, sementara golongan kapang adalah Aspergillus dan Fusarium. Sebagian besar khamir peka terhadap flukonazol dan Aspergillus seluruhnya peka terhadap vorikonazol. sebagian besar uji kepekaan khamir peka terhadap itrakonazol sedangkan kepekaan kapang hanya sekitar 50 peka.
ABSTRACT Patients with mycosis rise along with increasing number of immunocompromised population. Awareness to causative fungi and its susceptibility to antifungals is important in mycoses treatment which is influenced by geographic conditions, so investigation by region is needed, in this case Jakarta. Retrospective study was conducted to investigate data at Parasitology laboratory FKUI from 2004 2015. There were 16,478 isolates obtained from 14,707 clinical specimens. The most common yeasts are C. albicans, C. tropicalis and C. parapsilosis, whereas Aspergillus and Fusarium were the most common mold. Most of the yeasts are sensitive to fluconazole and itraconazole, the whole Aspergillus are sensitive to voriconazole, whereas the susceptibility to itraconazole is only about 50 .