Pasar modal di Indonesia pada saat ini sedang mengalami masa pertumbuhan yang sangat pesat, animo para investor untuk rnelakukan investasi di bursa saham juga mengalarni kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhan yang sangat pesat ini ditandai dengan kenaikan angka Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta yang sangat mencengangkan dimana IHSG sepanjang tahuri 2004 mengalami kenaikan sebesar 308,338 poin atau sebesar 44,56% dibanding dengan penutupan tahun 2003. Kenaikan ini banyak didorong oleh iklim politik yang semakin aman dan stabil sehingga kondusif bagi para pelaku-pelaku usaha di Indonesia untuk menjalankan aktivitas bisnisnya termasuk diantaranya aktivitas investasi di Bursa Efek Jakarta.
Dalarn setiap melakukan kegiatan investasi, seorang investor yang rasional akan senantiasa rnembandingkan tingkat pengembalian (return) investasi yang akan diperolehnya dengan resiko investasi yang akan dihadapinya. Untuk setiap pilihan investasi yang akan dilakukannya, seorang investor harus memahami faktor-faktor ekstemal apa saja yang dapat mempengaruhi kegiatan investasinya. Faktor-faktor ekstemal tersebut dapat terlihat melalui indikator-indikator moneter yang berkaitan erat dengan kegiatan investasinya tersebut. Untuk kegiatan investasi di bursa saham, ada baiknya investor memahami beberapa indikator moneter yang mempengaruhi perubahan return suatu saham yaitu seperti IHSG, suku bunga SBI, kurs US Dollar, suplai uang, dan tingkat inflasi.
Setelah mengumpulkan data-data indikator moneter tersebut, kemudian diolah untuk dapat diperoleh suatu informasi yang bermanfaat sehingga siap untuk diolah dengan formulasi multiple regression. Dengan hasil perhitungan melalui multiple regression tersebut akan terlihat nilai-nilai tertentu yang menggambarkan kondisi suatu saham selama periode pengamatan. Terhadap nilai- nilai tersebut dilakukan analisa yang dapat menggambarkan korelasi perubahan indikator-indikator moneter tersebut terhadap return yang mungkin diperoleh dari investasi pada suatu saham.
Pengujian dan analisa multiple regression yang dilakukan terhadap saham-saham industry farmasi pada periode pengamatan tahun 1999 hingga 2004 menunjukkan bahwa terdapat 5 saham yang mcmiliki nilai signifikansi lcbih kccil dari 5 % yaitu DNKS, DVLA, KAEF, KLI3F, dan TSPC. Sedangkan 6 saham Iainnya memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 5 %, saham-saham tersebut adalah BYSB, INAF, MERK, PYFA, SCPI, dan SQBB. Nilai signifikansi yang Iebih kecil menunjukkan bahwa return aham-saham tersebut dipengaruhi oleh perubahan indicator moneter. Namun nilai koefisien determinasi (R2) untuk semua saham industri farmasi menunjukkan nilai yang kecil, hal ini berarti walaupun beberapa saham dipengaruhi oleh perubahan indikator moneter namun korelasi perubahan tersebut sangat lemah. Hasil pengujian dan analisa multiple regression juga menunjukkan bahwa indikator moneter yang paling mempengaruhi perubahan returr saham-saham industri farmasi adalah perubahan pasar (IHSG) dan perubahan suku bunga SBI 1 bulan.
Sektor industri farmasi termasuk di dalam kelompok industri consumer goods (barang-barang kebutuhan pokok), yaitu dimana produk-produknya aka11 selalu dikonsumsi oleh masyarakat dalam kehidupan saham-sahamnya walaupun kondisi perckonomian sedang mengalami krisis sehingga karakteristik industri farmasi tersebut harus dipahami oleh para investor sebelum berinvestasi. Secara keseluruhan melalui penelitian ini dapat dinilai bahwa fluktuasi harga saham-saham industri farmasi relatif stabil sehingga investasi pada saham-saham industri farmasi akan memberikan tingkat return yang relatif kecil walaupun terjadi perubahan pada indikator-indikator moneter.