ABSTRAKPT. X merupakan salah perusahaan yang bergerak di industri Jasa perawatan/perbaikan kendaraan yang telah lama berdiri. Dengan pengalaman sejak tahun 1974, perusahaan mengalami banyak perkembangan baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal usaha. Perubahan perekonomian Indonesia setelah krisis ekonomi tahun 1997 telah mengubah banyak hal termasuk lingkungan usaha
pada industri jasa perawatan/perbaikan kendaraan, yang membuat tekanan dan persaingan semakin tinggi. Perubahan-perubahan yang terjadi kemudian memaksa PT. X untuk harus kembali mengatur strateginya dengan tepat agar dapat memperbaiki kinerjanya yang pada 2 tahun terakhir saja terlihat telah semakin menurun.
PT. X sebagai perusahaan yang berawal dari usaha perorangan dan berkembang menjadi service station besar, ternyata hanya mengalami sedikit perubahan dalam manajemennya. Beberapa masalah yang muncul antara lain mengenai struktur organisasi yang tidak menjelaskan tugas-tugas dan wewenang setiap bagian, sistem kompenasasi dan benefit yang kurang baik, standar akuntansi dan keuangan yang
kurang memadai, tidak adanya sistem informasi manajemen, dan kegiatan pemasaran yang kurang terarah.
Merupakan perkembangan yang menggembirakan, bahwa pada akhir tahun 2000 tersebut setidaknya manajemen perusahaan telah menyadari permasalahan yang ada. Kesadaran tersebut telah membuahkan identifikasi permasalahan yang sedang mereka hadapi, dan untuk selanjutnya mencari cara untuk mengatasinya.
Sebagai langkah selanjutnya, manajemen PT. X membentuk task force untuk mencari alternatif dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi mereka. Untuk itu diperlukan suatu studi yang dapat menggali kondisi perusahaan maupun industrinya, menganalisa para pesaing, kemudian memberikan saran-saran untuk mclaksanakan restrukturisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnisnya.
Sebagai bagian dari proses restrukturisasi, manajemen kemudian melakukan perubahan struktur organisasi, diikuti beberapa perubahan sistem dan prosedur dalam manajemennya. Disarankan dalam melaksanakan restrukturisasi ini, pemilik perusahaan sebagai central of power ikut terjun menjabarkan perubahan tersebut. Keikut sertaan pemilik dan sekaligus pendiri perusahaan sangat diperlukan untuk
mencegah penolakan karyawan atas perubahan tersebut, mendukung pembuatan sistem kompensasi & benefit yang tepat, serta perumusan strategi jangka panjang perusahaan.