Saat ini perkembangan lembaga keuangan syariah semakin luas dari karakteristik maupun kuantitas partisipasi dari dunia usaha dan masyarakat. Awal perkembangan sistem keuangan syariah diawali dengan perkembangan perbankan syariah. Lembaga keuangan nonbank yang berbasiskan syariah tak kalah berperan dalam pertumbuhan sistem keuangan syariah yang booming belakangan ini. Lembaga tersebut diantanya yakni reksadana syariah, asuransi syariah, dana pensiun syariah, pegadaian syariah.
Dari sekian banyak instrumen investasi syariah, penelitian ini diwakili oleh instrumen investasi deposito, giro, tabungan, saham, obligasi, reksadana dan logam mulia Dinar yang tentu telah sesuai dengan prinsip syariah. Pada perjalanan penelitian ini akan diseleksi lebih lanjut, instrumen investasi syariah yang cukup sederajat untuk dilakukan proses optimalisasi portofolio dengan metode Markowitz.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara historis tingkat pengembalian pada masing-masing instrumen investasi membandingan return dan risiko dari instrumen investasi syariah sebagai indikator kinerja masing masing instrumen investasi syariah membentukan portofolio yang optimal sehingga memberikan return lebih tinggi pada tingkat risiko tertentu, atau risiko lebih rendah pada return tertentu serta menempatan alokasi optimal pada portofolio lengkap instrumen berisiko dan bebas risiko
Pembahasan mengenai "Perbandingan Investasi pada Instrumen Syariah dan Optimalisasi Portofolio Periode Januari 2003 - Mei 2005 lebih diarahkan pada upaya untuk mengetahui imbal hasil (return) dan risiko instrumen investasi syariah dan pembentukan portofolio optimal yang dapat dijadikan sebagai acuan penempatan investasi pada instrumen syariah. Pembentukan portofolio optimal pada instrumen syariah ini dicerminkan oleh pembentukan titik-titik pada efficient frontier yang memberikan tingkat return tertentu dengan risiko yang lebih rendah atau pada risiko tertentu dengan tingkat return yang lebih tinggi.
Tingkat pengembalian pada instrumen investasi yang diteliti sangat bervariasi bergantung pada risiko yang dihadapi. Secara historis, investasi jangka pendek per triwulan lebih menguntungkan jika diinvestasikan pada instrumen investasi pasar uang, yaitu deposito dan tabungan pada perbankan syariah. Pada periode triwulan, tidak terdapat perbedaan rata-rata return yang signifikan antara keenam instrumen yang diteliti. Hal tersebut berdasarkan penolakan hipotesa nol pada pengujian ANOVA. Sehingga kinerja satu instrumen investasi satu dengan lainnya sama. Sementara pada periode 1 tahunan, pengujian ANOVA menunjukan perbedaan rata-rata return yang signifikan antara instrumen saham JII, dinar emas dan reksadana syariah dimana kinerja antar instrumen dapat dibedakan. Saham JII memberikan kinerja terbaik, diikuti oleh reksadana syariah dan dinar emas.
Pembentukan portofolio optimal diantara ketiga instrumen yang memiliki rata-rata return berbeda ditunjukan oleh titik-titik pada Efficient Frontier. Kombinasi yang paling efisien dari instrumen investasi syariah yang berisiko yaitu pada dinar emas 70,5% dan reksadana syariah 29,5%. Pada titik tersebutlah investor dapat memperoleh tingkat return lebih tinggi pada risiko tertentu
Penempatan alokasi optimal antara instrumen berisiko dan bebas risiko memberikan hasil sebaiknya investor tidak mengalokasikan pada instrumen bebas risiko.