Seiring dengan perkernbangan pasar modal Indonesia, industri reksadana terus rnenunjukkan perkernbangan. Khususnya pada reksadana syariah perturnbuhan yang cukup signifikan dapat dilihat dari jumlah reksadana dan total NAB. Reksadana syariah sendfri dipandang sebagai alternatif instrumen investasi yang tidak hanya bersih dari riba tetapi juga dari unsur yang tidak halallainnya. Oleh karena itu, dengan besarnya jumlah umat muslim di Indonesia, potensi pasar untuk perkembangan reksadana syariah masih cukup besar.
Hanya saja sebagai sebuah produk investasi, reksadana syarah. tidak mungkinberkembang apabila hanya mengandalkan unsur keagamaan. Tanpa ditopang kinerja, yang baik, reksadana syariah akan kesulitan memperoleh investor baru. Di samping itu, bukan tidak mungkin reksadana syariah akan ditinggalkan investornya apabila tidak mampu menawarkan tingkat pengernbalian yang menarik. Dengan kata lain, walaupun secara religius kelayakan reksadana syariah sudah terjamin, kelayakan dalarn hal tingkat pengembalian yang memadai dan risiko yang dialami harus dipertimbangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai reksadana syariah khususnya kelayakannya dari segi tingkat pengembalian dan risiko yang terkandung dibandingkan dengan instrumen investasi lain, seperti saham, serta di antara reksadana syariah itu sendiri Penelitian ini mengevaluasi kinerja em pat reksadana syariah yakni PNM Syariah; Danareksa Syariah Berimbang; Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah. Keempatnya rnerupakan reksadana camp.uran dan digunakan seharga sampel penelitian.mengingat sebagian reksadana tersebut sudah cukup lama hadir di Indonesia. Periode penelitian adalah selarna 15 (lima belas) bulan yakni antara bulan April 2004 hingga Juli 2005, dan menggunakan parameter indeks Sharpe, Treynor dan Jensen.
Hasil analisis dengan perhitungan return 1 harian menunjukkan kinerja reksadana yang buruk menurut seluruh indeks. lndeks Sharpe hanya menunjukkan nilai positif untuk PNM Syariah (0,02763). Sementara, indeks Treynor dan Jensen tidak menunjukkan nilai positif untuk keempat reksadana. Dibandingkan dengan pasar, reksadana yang berkinerja lebih baik hanya PNM Syariah menurut indeks Sharpe dan Treynor; Menurut indeks Jensen, tidak ada reksadana syariah berkinerja lebih baik dari pasar. Kinerja PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, bahasa Syariah, BNI Dana Plus Syariah, dan pasar berturut-turut menurut indeks Sharpe adalah 0,02763, -2,23484, -15,41893, -1,80812, -0,072666; indeks Treynor menghasilkan -0,00196, -0,01597, -0,06100, -0,07856, -0,00607; dan menurut indeks Jensen adalah -0,03075, -0,00790, -0,01174, -0,01201, 0,0000.
Berdasarkan perhitungan rolling return 3 bulanan, reksadana umumnya berkinerja baik menurut seluruh indeks. Nilai negatif hanya diperoleh PNM Syariah (-0,51967) menurut ihdeks Treynor dan Danareksa Syariah Berimbang (-0,00003) menurut indeks Jensen. Dibandingkan dengan kinerja pasar, reksadana yang berkinerja lebih baik adalah Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah menurut indeks Sharpe dan Treynor; dan PNM Syariah, Batasa Syariah dan BNI Dana Plus Syariah menurut indeks Jensen. Kinerja PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, Batasa Syariah, BNI Dana Plus Syariah, dan pasar berturut-turut menurut indeks Sharpe adalah 0,.12723,. 0,85395, 2,85723, 1,39426,. 0,89655;. Indeks Treynor menghasilkan -0,51967, 0,04511, 0,29091, 0,81526, 0,04514; dan menurut indeks Jensen adalah 0,08285,-0,0003,0,01448,0,01523,0,0000.