ABSTRAKUntuk melakukan analisis di bursa saham, seorang investor bisa menggunakan 2 (dua) pendekatan/analisis. Pendekatan. Yang pertama adalah pendekatan berdasarkan analisis fundamental. Dengan pendekatan ini, investor mengambil keputusan jual/tahan/beli berdasarkan data fundamental perusahaan. Sedangkan pendekatan- kedua menggunakan analisis teknikal. Pendekatan kedua ini digunakan oleh investor berdasarkan harga dan volume perdagangan di masa lalu.
Analisis teknikal - atau ada pula yang mengistilahkannya sebagai visual analysis atau chart analysis - meski secara teoritis agak bertentangan dengan metode analisis dan teori atau hipotesis yang telah ada dan lebih dipercaya sebelumnya - yakni analisis fundamental dan efficient market hyphotesis - para analis teknikal, atau dikenal juga dengan istilah technicians, meyakini bahwa jika metode tersebut jika diterapkan secara benar bisa memberikan keuntungan yang lebih optimal kepada pemodal di industri sekuritas manapun di dunia. Secara prinsip bahk:an oleh salah pakar analisis teknikal disebutkan bahwa "chartists are cheating, because it is a short cut form offundamental analysis".
Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan analisis teknikal sebagai salah satu tools dalam berinvestasi di pasar modal. Selain itu, output dari penelitian ini adalah agar adanya panduan bagi investor dalam melakukan investasi di pasar modal terkait dengan indikator analisis teknikal yang cocok diterapkan di Bursa Efek Jakarta.
Setelah melalui penyaringan, akhimya terpilih 3 saham yang digunakan sebagai objek penelitian. Ketiga saham tersebut adalah: saham PT Astra futemasioal Tbk. (ASII), saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Adapun indikator analisis teknikal yang digunakan adalah: simple moving average (SMA), weighted Moving average (WMA), exponential moving average (EMA), simple moving average crossover (2 garis), weighted moving average crossover (2 garis), exponential moving average crossover (2 garis), MACD centerline crossover, histogram MACD, RSI MACD dan aturan sebaran normal, RSI dan batasan oversold/overbought, RSI, batasan oversold/overbought berdasarkan aturan sebaran normal, directional movement (DM), directional indicator (DI), accumulation distribution dengan moving average.
Penelitian yang dilakukan memperoleh beberapa hasil. Hasil penelitian yang pertama didapatkan bahwa dengan menggunakan bantuan analisis teknikal dalam melakukan investasi di Bursa Efek Jakarta akan didapatkan hasil investasi yang lebih besar dibandingkan dengan hanya berpedoman pada strategi buy and hold saja.
Hasil penelitian kedua adalah bahwa 3 indikator yang memberikan return tertinggi untuk saham ASII berdasarkan pengamatan selama periode Januari 2001- Desember 2004 adalah: simple moving average crossover (2 garis) dengan periode jangka pendek sebesar 28 periode dan jangka panjang sebesar 45 periode dengan return sebesar 823,61% selama 4 tahun transaksi, weighted moving average crossover (2 garis) dengan periode jangka pendek sebesar 46 atau 47 periode dan jangka panjang sebesar 52 periode dengan return sebesar 816,68% selama 4 tahun transaksi dan exponential moving average crossover (2 garis) dengan periode jangka pendek sebesar 13 atau 12 periode dan jangka panjang sebesar 85 atau 88 periode dengan return sebesar 621,94% selama 4 tahun transaksi. 3 indikator yang memberikan return tertinggi untuk saham GGRM berdasarkan pengamatan selama periode Januari 2001- Desember 2004 adalah: RSI MACD dengan aturan sebaran normal dengan periode RSI sebesar 23 periode, periode deskriptif sebesar 49 periode dan Z sebesar 2,3 dengan return sebesar 114,33% selama 4 tahun transaksi; RSI dan batasan oversold/overbought dengan periode RSI sebesar 18 periode, periode pemulusan RSI sebesar 4 periode, batasan oversold sebesar 45 dan batasan overbought 60 dengan return sebesar 105,50% selama 4 tahun transaksi; RSI, batasan oversold/overbought dengan aturan sebaran normal dengan periode RSI sebesar 18 periode, periode pemulusan RSI sebesar 5 peri ode, peri ode deskriptif sebesar 100 peri ode dan nilai Z sebesar 2.3 dengan return sebesar 104,24% selama 4 tahun transaksi. 3 indikator yang memberikan return tertinggi untuk saham AALI berdasarkan pengamatan selama periode Januari 2001 - Desember 2004 adalah: RSI, batasan oversold/ overbought dengan aturan sebaran normal dengan periode RSI sebesar 15 periode, periode pemulusan RSI sebesar 5 periode, periode deskriptif sebesar 60 periode dan nilai Z sebesar 0,2 dengan return sebesar 1935,20% selama 4 tahun transaksi; RSI MACD dengan aturan sebaran normal dengan periode RSI sebesar 28 periode, periode deskriptif sebesar 48% dan Z optimal sebesar 0,4 dengan return sebesar 1092,07% selama 4 tahun transaksi; histogram MACD dengan peri ode RSI sebesar 14 periode, batasan oversold sebesar 39% dan batasan overbought adalah sebesar 97 atau 98% dengan return sebesar 854,58% selama 4 tahun transaksi.
Transaksi pada tahun 2005 yang dilakukan dengan indikator yang terpilih pada saham AALI memberikan hasil yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan hanya menggunakan strategi buy and hold saja, kecuali untuk indikator histogram MACD. Sedangkan transaksi pada tahun 2005 yang dilakukan dengan indikator yang terpilih pada saham ASII memberikan hasil yang lebih menguntungkan hanya pada satu indikator saja yaitu indikator exponential moving average crossover jika dibandingkan dengan hanya menggunakan strategi buy and hold. Di lain pihak, transaksi pada tahun 2005 yang dilakukan dengan indikatot yang terpilih pada saham GGRM semuanya memberikan hasil yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan jika hanya menggunakan strategi buy and hold.