Reksadana dapat dijabarkan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal selanjutnya untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam. Manajer investasi merupakan badan yang mengeluarkan reksadana tersebut. Pada saat ini telah banyak manajer investasi yang telah mendapatkan ijin dari Bapepam dimanadi Indonesia terdapat pula manajer investasi asing yang merupakan subsidiari dari perusahaan manajer asing di luar negeri yang telah berdiri selama puluhan tahun bahkan ratusan tahun sebelum reksadana hadir di Indonesia. Menarik untuk dianalisa kine:rja reksadana baik yang dikelola oleh manajer investasi asing maupun manajer investasi lokal. Pengukuran kinerja reksadana berdasarkan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) serta memperhitungkan unsur risiko. Reksadana yang diteliti terbatas pada kine:rja reksadana campuran serta memiliki dana kelolaan di atas Rp. 50 milyar per Desember 2005. Sedangkan metode pengukuran kinerja yang dipergunakan di dalam penelitian adalah metode Sharpe, Treynor dan Jensen Alpha. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan dua hipotesis, yaitu hipotesis pertama, mengenai ada tidaknya perbedaan antara kinerja manajer investasi asing dengan manaj er investasi lokal, sedangkan hipotesis kedua adalah mengenai ada tidaknya perbedaan kine:rja reksadana campuran baik yang dikelola manajer investasi asing maupun manajer investasi lokal dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
Hasil perhitungan dengan metode Sharpe nilai tertinggi dipegang oleh reksadana Dana Selaras Dinamis dari PT Bahana TCW Investment Management (Asing) sebesar 0,87200, sedangkan nilai Sharpe terendah diperoleh reksadana Batasa Syariah yang dikeluarkan PT Batasa Capital dengan nilai sebesar -1,88527 (lokal). Untuk metode Treynor- nilai tertinggi diperoleh reksadana Dana Selaras Dinamis yang dikeluarkan oleh PT Bahana TCW Invesment Indonesia (Asing), sebesar 0,05541, sedangkan nilai Treynor terendah diperoleh reksadana Batasa Syariah yang dikeluarkan oleh PT Batasa Capital dengan nilai sebesar - 0,41032 .(Lokal). Selanjutnya pada perhitungan Alpha Jensen nilai Alpha Jensen tertinggi diperoleh reksadana Dana Selaras Dinamis dari PT Bahana TCW Investment Managemant (Asing), yaitu sebesar 0,01068, sedangkan nilai Alpha Jensen terendah diperoleh reksadana Reksadana Prima yang dikeluarkan oleh PT Equity Development Securities (Lokal) yaitu sebesar -0,02347. Pembuktian hipotesis diperoleh hasil bahwa, dalam uji hipotesis pertama untuk menguji secara statistik satu arah (One Tailed Test) perbedaan kinetja diantara manajer investasi asing dengan manajer investasi lokal, diperoleh hasil bahwa pada metode Sharpe kineija reksadana campuran kelolaan manaje investasi lokal lebih unggul, sedangkan pada metode Treynor dan Alpha Jensen kinerja reksadana campuran manajer investasi asing lebih unggul.
Pada pembuktian hipotesis kedua adalah untuk menguji apakah kinetja masing-masing reksadana campuran kelolaan manajer investasi baik lokal maupun asing lebih baik atau justru sebaliknya dibanding kineija pembanding (IHSG), diperoleh-kesimpulan bahwa pada reksadana campuran kelolaan manajer investasi lokal, kinerja reksadana lebih unggul pada metode Sharpe dan Treynor, sedangkan pada metode Alpha Jensen kinerja pembanding (IHSG) lebih unggul. Sedangkan pada reksadana kelolaan manajer investasi asing diperoleh hasil bahwa untuk metode Sharpe dan Alpha Jensen terlihat bahwa kinerja pembanding lebih baik/unggul, sedangkan pada metode Treynor, kinerja reksadana campuran kelolaan manajer investasi asing lebih unggul.