Buku yang berjudul Hermeneutika Gender ini mengangkat persoalan perempuan dan gender dalam pandangan Abu Hayyan al-Andalusi melalui karya tafsirnya yang berjudul Bahr al-Muhith. Di tengah arus perubahan sosial seperti sekarang ini, kajian mengenai perempuan dan gender dalam sebuah kitab tafsir menurut penulis menjadi penting karena sejauh ini telah terjadi gap antara realitas dan teks. Menelusuri gagasan tentang gender dan agama dalam kitab tafsir menurut penulis penting dilakukan dalam rangka membongkar wacana keagamaan yang dominan (Logosentrisme). Logosentrisme sering kali dijadikan legitimasi terhadap praktik ketidak-adilan gender di tengah masyarakat. Karena Islam dibangun dalam tradisi peradaban teks, kitab tafsir sebagai rujukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari praktik peradaban itu.