UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

NU dan civil society: studi atas paradigma khittah 1926 (1984-2004) = NU and civil society: study of the paradigm of khittahof 1926 (1984-2004)

Ahmad Chumeidi; Indah Putri Indriani, supervisor; Isbodroini Suyanto, examiner; Nurul Nurhandjati, examiner; Lili Romli, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006)

 Abstrak

Khittah 1926 dan Orientasi civil society merupakan pengambilan jalan tengah bagi proses politik dalam tubuh NU. Ada tiga pemahaman Khittah: Pertama, khittah merupakan reposisi NU dalam mengembangkan organisasi kemasyarakatan dan pesantren. Kedua, khittah sebagai strategi politik. Ketiga, khittah rnasuk dalam tataran praktik keagamaan dan menolak NU keluar dalam jalur politik.
Metodologi yang digunakan yaitu pendekatan lrualitatif dengan jenis penelitian deskripsi analisis. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan buku-buku ilmiah, dokumen-dokumen, wawancara, koran-koran, majalah yang membahas tentang NU dan civil society tepatnya paradigma khittah 1926
Teori yang digunakan dalam hal ini adalah teori J. W.F Hegel tentang civil society yang menegaskan bahwa elemen gerakan civil society tetap tidak bisa lepas dari kontrol negara, dan masyarakat dapat terlibat dalam negara. Karenanya peran yang dilakukan oleh elemen civil society tidak sebatas ruang gerak vis-a vis negara, tetapi menjadi mitra koordinatif antara negara dan masyarakat, tetapi tetap sebagai gerakan civil society, NU terus mengedepankan tahap kritis terhadap negara,
Penemuan dalam penelitian ini adalah bahwa pada prinsipnya NU hanya mengorientasikan pada gerakan civil society sebagai strategi politik untuk menekan terhadap dominasi negara. NU dalam kapasitas nya sebagai elemen civil society lebih mengorientasikan pada nilai-nilai gerakan sosial keagamaan. Keputusan menjadikan NU sebagai gerakan sosial keagarnaan diorientasikan untuk memperkuat posisi warga negara yang banyak dieksploitir dan dihegemoni oleh negara. Adapun keberadaannya sebagai gerakan politik NU lebih menekankan pada pendekatan transformatif, dimana gerakan politik diorientasikan pada pemenuhan kebijak.an politik untuk perbaikan masyarakat.
Kesimpulannya bahwa NU secara garis besar telah mengorientasikan dirinya pada wiiayah gerakan sosial keagamaan, tak bisa dipungkiri memang pasainya keterlibatan NU dalam ranah politik praktis membuat NU terjebak pada pragmatisme politik yang akut. Karenanya NU pasca muktamar ke-31 mempertegas posisi organisasi NU pada wilayah gerakan sosial keagamaan atau tepatnya gerakan civil society.
Implikasi teorinya adalah yang dikembangkan dalam civil society dalam barat menekankan pada wilayah otonomi dalam masyarakat, masyarakat menjadi kekuatan untuk me:lawan negara, padabal dalam kontek Indonesia elemen civil society lebih cenderung tidak bisa lepas dari negara, NU mengalami nilai civil society yang cenderung selalu menarik ulur akan eksistensinya dalam vis a vis negara.

Khittah of 1926 and civil society orientation is a middle way for the political process in the organisation ofNU. There are three comprehensions on it: first, khittah is a reposition of NU in advancement of the communal organisation and pesantren. Second, khittah is a political strategy. Third, khittah is a practical implementation of religion and deny coming out to political track.
The methodology which is used is qualitative approach and the category of research is descriptive analytic. Technique of data collection is done by collecting data from books, documents, interviews, newspaper, and magazines that look at NU and civil society especially the khittah of 1926.
Theory which is applied in the study is theory of civil society generated by G.W.F Hegel who assumed that elements of civil society movement cannot escape from state control and society can involve within state. Consequently, the role of elements of civil society is not only opposite the state, but also coordinative partner between state and society. As a civil society movement, NU still endorses critical position toward state.
Finding of the study is that the principles of NU orientate to civil society movement as a political strategy only to resist the domination of state. NU in its capacity of civil society has a strong orientation on socio-religion values. The verdict of directing NU as socio-religious movement is oriented to strengthen the position of citizen who is exploited by state. Its existence as a political movement impels to transformative approach, which political movement is oriented to the fulfilment of political strategy to develop society.
To conclude, NU generally tends to acquaint itself to socio-religious movement. It is undeniable that the involvement of NU in the political practise activities has trapped NU in an acute political pragmatism. Consequently, NU after 31st muktamar has stated its position in the socio-religious movement of civil society movement.
The implication of theory is that in the theories of civil society in Western tradition focus on autonomy of society whereas society is a political power against state. In the context of Indonesia, elements of civil society cannot liberate from state. NU itself has an experience of a civil society which tends to back and forth facing the state.

 File Digital: 1

Shelf
 T21463-Ahmad Chumeidi.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xii, 193 pages ; 18 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-pdf 15-22-62417779 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20463398
Cover