ABSTRAKArtemisinin Combination Therapy ACT merupakan pengobatan lini pertama rekomendasi WHO untuk pengobatan malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, namun resistensi pengobatan tersebut telah ditemukan di beberapa negara. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan terapi alternatif menggunakan tanaman herbal yaitu Spirulina dalam bentuk crude. Spirulina merupakan tanaman yang berpotensi sebagai antiplasmodium karena kemampuan antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator yang dimilikinya. Kemampuan tersebut didapatkan terutama dari kandungan Fikosianin dan beta karoten yang dimilikinya. Penelitian ini menguji Spirulina secara tunggal dan kombinasi dengan Dihidroartemisinin Piperakuin DHP yang merupakan salah satu jenis Terapi Kombinasi Artemisin per oral pada mecit yang telah terinfeksi Plasmodium berghei. Dosis Spirulina yang digunakan adalah 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Perbandingan densitas parasitemia hari ke-4 dan hari ke-0 pada semua kelompok memilki nilai signifikan p.
ABSTRACTArtemisinin Combination Therapy is the first line medication recommended by WHO to cure malaria caused by Plasmodium falciparum , but the issue of drug resistance has been discovered in some countries. This research is aimed to find alternative therapy by using the herbal plant, namely Spirulina in crude form. Spirulina is a potential plant to be antiplasmodium since it has antioxidant, anti inflammatory, and immunomodulatory capabilities. The capabilities are obtained from its Phycocyanin and beta carotene. In research single extract of Spirulina and it combination with Dihydroartemisinin Piperaquine DHP as a type of Artemisinin Combination Therapy orally were tested on mice infected by Plasmodium berghei. The doses of Spirulina were 200 mg kgWB and 400 mg kgWB. The comparison of parasitemia on 4th day and 0 day on all groups has a significant value p