Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit hati kronik yang ditandai dengan fibrosis dan perubahan arsitektur hati normal menjadi struktur nodular yang abnormal. Sirosis hati menyebabkan gangguan fungsi hati, mengakibatkan perubahan penanda fungsi hati. Skor APRI telah digunakan sebagai salah satu pilihan metode non-invasif untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan progresi sirosis hati.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil beberapa penanda fungsi hati, yaitu ALP, bilirubin, dan GGT, dan apakah terdapat perbedaan bermakna kadar penanda fungsi hati tersebut pada berbagai tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI.
Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional pada 60 data pemeriksaan laboratorium pasien 36 laki-laki dan 24 perempuan yang dibagi ke dalam tiga tahapan berdasarkan skor APRI, yaitu tahapan skor APRI kurang dari 0,5, 0,5 sampai 2,0, dan lebih dari 2,0. Data pemeriksaan laboratorium didapatkan dari rekam medis Laboratorium Patologi Klinik RSCM.
Hasil: Profil ALP, bilirubin, dan GGT dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov ALP tidak normal, median 124 U/L; bilirubin tidak normal, median 1,865 mg/dL; GGT tidak normal, median 82,5 U/L dan dengan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui perbandingan profil ALP pada ketiga tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI p>0,05 dan bilirubin dan GGT pada ketiga tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI p 2,0 serta kelompok skor < 0,5 dan kelompok skor APRI > 2,0 p < 0,05. Uji post hoc profil GGT menunjukkan perbedaan bermakna hanya terdapat pada perbandingan antara kelompok skor < 0,5 dan kelompok skor APRI 0,5 ndash; 2,0 p < 0,05.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan profil bilirubin dan GGT yang signifikan pada berbagai tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI, sementara profil ALP pada berbagai tahapan sirosis hati berdasarkan skor APRI tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.