ABSTRAKSkripsi ini membahas tentang penerapan konsep aging in place dalam sebuah hunian yang dirancang khusus untuk lansia dalam hal ini RUKUN Senior Living menjadi contoh kasus. Penghuni RUKUN Senior Living rata-rata adalah lansia yang memang sengaja tinggal di tempat tersebut untuk menghindari rasa kesepian dan ingin mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. Dalam mencapai kebutuhan tersebut, perlu diketahui apa saja kebutuhan lansia dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari mengingat adanya keterbatasan fisik yang dialami lansia. Oleh karena itu, melalui konsep aging in place, penulis mempelajari apakah yang ditetapkan dalam konsep tersebut yang dapat membantu lansia mempertahankan integritasnya. Sebagai hasil, konsep aging in place dapat membantu fase penuaan pada lansia karena memberikan kemudahan dengan melibatkan anthropometri dalam standar perancangannya, namun pada RUKUN Senior Living sendiri, masih ada beberapa poin yang belum terpenuhi sehingga belum dapat memfasilitasi lansia yang menggunakan alat bantu atau kursi roda.
ABSTRACTThis essay discusses the implementation of the Aging in Place concept at a specific senior residential RUKUN Senior Living. Most elderly who choose to live there, has the necessity to lesson the lonesome feelings and to maintain their sovereignty in daily life. In order to fulfill that state, it is necessary to figure out the needs of the elderly going through their daily activities because of the physical limitation that most elderly have. Therefore, writer did a research to find out if the concept of aging in place works at RUKUN Senior Living to help elderly maintain their integrity. As a result, the concept of aging in place can help the aging phase of the elderly because it provides ease by involving anthropometry in its design standards, but at the RUKUN Senior Living itself, there are still some unfulfilled points that have not been able to facilitate elderly using aids or wheelchair.