ABSTRAKPenelitian ini memiliki tujuan untuk memahami peran need for cognitive closure terhadap perilaku unfriending pada pengguna media sosial Facebook yang mengalami perbedaan pandangan politik daring terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Pertanyaan survei diedarkan secara daring dan diikuti oleh 116 pengguna Facebook yang berdomisili di Jakarta. Hasil dari penelitian ini tidak menemukan pengaruh yang signifikan dari need for cognitive closure terhadap perilaku unfriending dalam konteks perbedaan pandangan politik. Akan tetapi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan pandangan politik daring dapat memprediksi munculnya perilaku unfriending di Facebook. Perbedaan pandangan politik seharusnya dapat menjadi masukan bagi pemerintahan dan meningkatkan keterlibatan individu di dalam politik pemerintahan. Dengan munculnya kecenderungan individu untuk menghindari perbedaan pandangan politik di dunia maya, terdapat kekhawatiran akan terhambatnya proses perkembangan demokrasi yang difasilitasi oleh penggunaan internet.
ABSTRACTThe present study tries to understand the role of need for cognitive closure to unfriending behavior among Facebook users that encounters online political disagreement regarding the 2017 Jakarta Gubernatorial election. A set of survey items were administered online and yield responses from 116 Facebook users living in Jakarta. The result of this study did not found a significant effect of need for cognitive closure to unfriending behavior in the context of political disagreement. However, the present study indicates that online political disagreement is able to predict unfriending behavior in Facebook. Political disagreement should emerge as an input towards the current ruling government and promotes the people rsquo s political involvement. The emerging trend of individuals avoiding online political disagreement raises a concern in how the internet plays a role in harming democracy.