ABSTRAKKota Bandung merupakan salah satu kota seni di Indonesia yang mampu mengembangkan dunia fashion. Bandung tidak pernah tertinggal dalam perkembangan produk ndash;produk fashionnya. Tersedianya fasilitas belanja produk tekstil maupun busana siap pakai dalam jumlah yang banyak menciptakan citra kota mode sebagai salah satu citra Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran outlet penjualan barang-barang mode di Kota Bandung dan bagaimana persebaran tersebut dikaitkan denga variabel keruangan seperti aktivitas perekonomian yang digambarkan oleh jarak terhadap tempat wisata, penggunaan lahan dan aksesibilitas yang digambarkan oleh kelas fungsi jalan. Data sekunder didapatkan dari instansi-instansi terkait, sedangkan data primer didapatkan dengan observasi lapang dan menitikkan seluruh lokasi outlet penjualan barang mode di Kota Bandung. Data dianalisis secara spasial dan didukung oleh analisis kuantitatif menggunakan uji Chi_Square kemudian menggunakan ukuran koefisien kontingensi untuk mengetahui besarnya hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran outlet penjualan barang mode di Kota Bandung cenderung mengumpul dan mendekati tempat wisata. Di samping itu, jarak dari tempat wisata, fungsi jalan, dan penggunaan lahan mempengaruhi secara signifikan terhadap pola sebaran outlet penjualan barang mode yang terbentuk.
ABSTRACTBandung city is one of art city in Indonesia that able to develop fashion world. Bandung is never left behind in the development of its fashion products. The availability of textile and clothing shopping facilities ready to use in large numbers create the image of the city of fashion as one image of Bandung. This study aims to determine the pattern of distribution outlet sales of fashion goods in the city of Bandung and how the spread is associated with spatial variables such as economic activity described by distance to the tourist attractions, land use and the accessibility described by the class of road functions. Secondary data obtained from related institutions, while the primary data obtained by field observation and mengatkan all locations of fashion goods sales outlets in the city of Bandung. Data were analyzed spatially and supported by quantitative analysis using Chi Square test then using contingency coefficient size to know the relation. The results showed that the pattern of distribution outlet sales of fashion goods in the city of Bandung tend to collect and approach tourist attractions. In addition, distance from tourist attractions, road functions, and land use significantly affects the pattern of distribution outlets for the sale of fashion goods that are formed.