ABSTRAKMedia massa sebagai salah satu sarana komunikasi dan penyampai informasi kepada masyarakat memiliki kemampuan untuk menciptakan realitas yang terdapat di masyarakat. Namun media massa dapat bersifat tidak obyektif dalam memberitakan suatu berita, salah satunya mengenai perempuan pelaku korupsi. Penulisan ini dibuat menggunakan perspektif kriminologi feminis untuk memberikan analisis terhadap artikel-artikel berita dimuat oleh Tempo.co mengenai Miranda Goeltom, Angelina Sondakh, dan Ratu Atut. Hasil dari analisis yang dilakukan antara lain adalah Tempo.co merepresentasikan politisi perempuan pelaku korupsi dengan menggunakan bahasa yang mengandung stereotip atas dasar kelompok jenis kelamin, khususnya perempuan. Adanya stereotip perempuan dalam pemberitaan yang dibuat oleh Tempo.co berakibat kepada media misogini, atau yang dengan kata lain disebut dengan kebencian terhadap perempuan.
ABSTRACTMass media as one of the mediums for communication and information transmitter has the power to construct reality within society. However, mass media often tend to become not objective when it comes to reporting news, especially news about women with corruptions. Secondary datas, which derived from Tempo.co rsquo s a news media news articles, are analyzed through feminist criminology perspectives to see how Tempo.co represent Miranda Goeltom, Angelina Sondakh, and Ratu Atut, as women with corruptions. This analysis conclude that Tempo.co represent women with corruptions in words and sentences that contains sex based stereotypes. Those stereotypes lead to media misogyny within the mass media. Hence, newsmaking criminology is required to fix Tempo.co rsquo s news coverages.