ABSTRAKLatar belakang: Pasien Tuberkulosis TB paru basil tahan asam BTA positif merupakan sumber penularan dan perlu penanganan secara baik untuk memutus rantai penularan TB. Indonesia melakukan program Direct Observed Treatment Short-Course DOTS untuk menanggulangi TB sejak tahun 1995, namun angka kesakitan TB dan angka kematian TB masih tinggi. Salah satu komponen DOTS ialah Pengawas Menelan Obat PMO yang berperan agar semua pasien menelan obat dengan benar dan teratur sampai sembuh. Saat ini dari 1.645 rumah sakit RS di Indonesia yang sudah mengikuti program DOTS baru 30 . Pasien TB yang berobat ke RS berdasarkan data Kementrian Keseharan RI sebanyak 42 . Angka keberhasilan TB di RS saat ini sekitar 50 . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kejadian efek samping obat dan peran PMO pasien TB paru terhadap keberhasilan pengobatan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan RSUP Persahabatan yang merupakan salah satu rumah sakit yang melaksanakan program DOTS. Metode: Dilakukan 2 pendekatan untuk dua tujuan yang berbeda yaitu: 1. Studi kohort retrospektif, mendata pasien TB paru BTA positif yang mendapatkan pengobatan kategori I dan melihat kejadian efek samping yang timbul serta hubungan kejadian Efek samping dengan hasil pengobatan. 2. Studi kohort prospektif intervensi, peneliti memberikan pendidikan singkat terhadap satu kelompok PMO. Peneliti akan melihat hubungan peran PMO berdasarkan tingkat pengetahuan PMO kuisioner pre-tes / sebelum intervensi dan post-tes / setelah intervensi dengan kepatuhan pasien berobat juga dengan keberhasilan pengobatan TB dan hubungan intervensi PMO dengan kepatuhan pasien berobat dan keberhasilan terapi. Data dianalisis dengan uji Chi-Squre /Fisher. Hasil: Pada pendekatan pertama didapatkan 174 subjek. Angka kejadian efek samping dialami oleh 60/174 34.5 subjek. Derajat efek samping minor lebih banyak dibanding mayor 46/60; 14/60 . Angka keberhasilan terapi TB kelompok yang mengalami kejadian efek samping ialah 39/55 70.9 dan kelompok tanpa kejadian efek samping ialah 49/79 62 . Hasil uji statistik Chi-Squre p=0.29, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian efek samping dengan keberhasilan terapi TB. Namun derajat efek samping berhubungan dengan angka keberhasilan pengobatan TB, RR 0.5 IK 95 0.2-1 p= 0.03 . Angka kepatuhan berobat kelompok dengan kejadian efek samping 73 40/55 dan kelompok tanpa efek samping ialah 65 50/77 . Pada pendekatan kedua, subjek penelitian ialah 94 PMO 47 diintervensi dan 47 kontrol . Tingkat pengetahuan pre-tes dan post-tes kedua kelompok seimbang. Pada post-tes tingkat pengetahuan yang baik ialah 88.9 di kelompok perlakuan dan 83.8 di kelompok kontrol. Pendidikan singkat yang diberikan pada kelompok perlakuan menunjukkan hasil yang bermakna, RR 1.5 IK 95 1.026-2 p=0.028 terhadap peningkatan pengetahuannya PMO. Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan dan keberhasilan pengobatan TB p>0.5 . Hasil intervensi PMO menunjukkan ada hubungan dengan keberhasilan pengobatan TB yaitu; kelompok perlakuan 34/38 89 dan kelompok kontrol 25/44 57 , hasil uji statistik p < 0.05. Ada hubungan intervensi PMO dengan kepatuhan pasien berobat yaitu kelompok perlakuan 35/39 90 sedangkan kelompok kontrol 28/44 64 , p < 0.05. Kesimpulan: Angka kejadian efek samping 34.5 pengobatan TB di RSUP Persahabatan, dengan efek samping minor lebih banyak dari mayor. Keberhasilan pengobatan berhubungan dengan derajat efek samping yang dialami pasien. Tidak ada hubungan kejadian efek samping dengan kepatuhan berobat dan keberhasilan pengobatan TB pada penelitian ini. Tingkat pengetahuan pada kelompok yang diintervensi meningkat secara bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ada hubungan intervensi PMO dengan keberhasilan pengobatan TB dan kepatuhan berobat.
ABSTRACT<>br>
Introduction Patients lung Tuberculosis TB with sputum smear positive are a source of transmission and need good treatment in order to break the chain of TB transmission. Indonesia conducted Directly Observed Treatment Short Course DOTS program to eradicate TB since 1995, but TB morbidity and mortality rates are still high. One component of DOTS is Directly Observed Treatment DOT which can play a role for all patients to swallow medication properly and regularly until healed. Currently registered hospital in Indonesia who have followed program DOTS are 30 . The TB patient treated at the hospital based on The Ministry of Health rsquo s data are 42 . TB Success rate in hospital is about 50 . This study was conducted to determine the association of adverse drug reaction and the role of DOT of pulmonary with the success of treatment in Persahabatan hospital which is one of the hospitals that implement DOTS program. Method Two different approaches were conducted for two different purposes 1. Retrospective cohort study, recording positive pulmonary TB patients receiving category I treatment to see adverse drug reaction and the incidence of adverse drug reaction with treatment outcomes. 2. A prospective cohort study, the researchers gave a short term intervention education to one group of DOT rsquo s. The researcher will look at PMO role relationship based on knowledge level of DOT pre test questionnaire pre intervention and post test after intervention and association intervention DOT with patien adherence and treatment success. Data were analyzed by Chi Squre and Fisher test. Result In the first approach 174 subjects were obtained. The incidens of adverse events was experienced by 60 174 34.5 subjects. The degree of minor adverse effects is greater than the major 46 60 14 60 . The success rate of TB therapy in the group with adverse drug reaction was 39 55 70.9 and in the group without adverse drug reaction was 49 79 62 . Chi Squre statistical test result p 0.29, indicating that there is no relationship between the incidens of adverse drug reaction with the success of TB therapy. However, the degree of adverse drug reaction is related to the success rate of TB treatment. However, the degree of side effects is related to the success rate of TB treatment, RR 0.5 IK 95 0.2 1 p 0.03 . Treatment compliance rates of adverse events group with 73 40 55 and the group without side effects was 65 50 77 . The second approach, the subject of the study was 94 DOT 47 interventions and 47 controls . At post test a good level of knowledge was 88.9 in the treatment group and 83.8 in the control group. The short education given to the treatment group showed significant results, RR 1.5 IK 95 1.026 2 p 0.028 to the increase of knowledge. There was no correlation between knowledge level with TB treatment adherence and success p 0.5 . PMO intervention Results showed an association with successful treatment of TB that is treatment group 34 38 89 and control group 25 44 57 , statistic test p