ABSTRAKMakalah ini menyajikan analisis pemaknaan prefiks ter- yang terdapat dalam naskah Undang-Undang Ternate no. 8/20a tahun 1884 yang menggunakan bahasa Melayu. Makalah ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terdapat persamaan sekaligus perbedaan pemaknaan pada bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia dalam konteks kemunculan kata yang mengadung prefiks ter-. Dalam analisis pemaknaan afiks, penulis menggunakan teori dari Harimurti Kridalaksana tentang pembentukan kata berprefiks ter-, M. Ramlan tentang proses pembubuhan prefiks ter-, dan Abdul Chaer tentang prefiks ter- sebagai pembentuk verba, nomina, dan adjektiva. Hasil analisis memperlihatkan pada sebagian besar kasus kemunculan kata yang berprefiks ter- dalam naskah Undang-Undang Ternate dapat dijelaskan pemaknaannya dan memiliki kesamaan dengan bahasa Indonesia. Terdapat pula kemunculan kata yakni terbilang, terhormat, dan termeterai yang maknanya tidak dapat dijelaskan secara tepat sesuai konteks dengan menggunakan teori-teori tersebut.
ABSTRACTThis paper provides analysis of ter prefix meaning in Manuscript of Ternate Law No. 8 20A Year 1884 utilizing Malay language. The objective of this paper is to prove that there are similarities and differences of meaning between Malay language and Indonesian language in the context of the words emergence that contains ter prefix. In analysis of affix meaning, the author utilizes theory of ter prefixed word formation from Harimurti Kridalaksana, the process of ter prefixing from M. Ramlan, and ter prefix as verb, noun, adjective formers from Abdul Chaer. The result of this analysis indicates in most cases ter prefixed word emergence in the Manuscript of Ternate Law can be explained for its meaning and has similarities with Indonesian language. There are also word emergence such as terbilang, terhormat, and termeterai whose meaning cannot be explained correctly in accordance with the context utilizing said theories.