ABSTRAKPersepsi publik terhadap PR sebagai industri feminin merupakan dampak adanya feminisasi di industri PR. Asumsi ini didasari oleh kecocokan alasan ketertarikan perempuan terhadap PR, dengan keterampilan yang dimilikinya. Walaupun terdapat feminisasi pada industri PR, tidak menjamin bahwa PR perempuan akan diuntungkan. Oleh karena itu, naskah ringkas ini akan mengulas dampak feminisasi pada industri PR, khususnya pada edukasi dan profesi di Indonesia, dan bagaimana mahasiswa PR melihat fenomena ini. Naskah ringkas ini menggunakan metode kajian literatur dan mewawancarai empat mahasiswa PR. Konsep utama yang akan dibahas berupa: feminisme dan glass ceiling. Alhasil, ditemukan dampak feminisasi yang dialami oleh kaum ldquo;dominate yet marginal rdquo; perempuan dan kaum ldquo;marginal yet dominate rdquo; laki-laki , yaitu fungsional teknis, learning by doing, mispersepsi degradasi, serta no budget, wages dan pelecehan seksual. Melihat fenomena feminisasi pada industri PR, mahasiswa Public Relations Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia memahami dan menyadari adanya fenomena ini, tetapi tidak menganggapnya sebagai isu yang signifikan. Mahasiswa tersebut tidak menyadari dampak yang dapat timbul dari fenomena ini, hingga ketika menjawab pertanyaan dari penulis. Dari dampak tersebut, penulis juga memberikan rekomendasi berupa: re-kurikulum, kompetensi profesi, dan sosialisasi kebijakan pelecehan seksual.
ABSTRACT<>br>
AbstractPublic perception of PR as feminine industry is the impact of the feminization in PR industry. This assumption is according to the compability of women rsquo s interest on PR with the skill their own. While there is feminization in PR industry, does not assure that women PR will be advantaged. Thus, this journal will review the impact of feminization in Indonesia rsquo s PR industry, especially on education and profession, and how PR college students see this phenomenon. This journal uses literature review method and interviews four PR college students. The main concepts which will be discussed are feminism and glass ceiling. In result, it is found that the impact of feminization suffered by the ldquo dominate yet marginal rdquo women and the ldquo marginal yet dominate rdquo men is functional and technic, learning by doing, misperception degradation, and also no budget, wages and sexual harassment. Seeing this feminization phenomenon on PR industry, Communication Studies, Public Relations college students in University of Indonesia understands and awares of this phenomenon, yet not considering the issue as a significant one. The college students do not realize the impacts of this phenomenon, until answering the question from author. From those impacts, the author also gives recommendation, i.e. re curriculum, profession competence, and sexual harassment socialization policy.