ABSTRAKSoft Power adalah kemampuan untuk mengubah atau memengaruhi kelompok lainnya melalui aset-aset yang sifatnya takbenda. Soft power tersebar melalui arus globalisasi, sehingga memungkinkan orang-orang di berbagai belahan dunia dapat menerima dampak dari soft power. Salah satu bentuk dari soft power adalah diplomasi kebudayaan melalui kuliner atau dikenal dengan teori gastrodiplomacy. Gastrodiplomacy adalah proses diplomasi yang menjadikan kuliner sebagai alat utama untuk meningkatkan kualitas hubungan antar negara, melalui diplomasi jenis ini, diharapkan nilai-nilai implisit dari kuliner seperti nilai budaya, sejarah, dan norma-norma yang terkandung dapat tersampaikan dan diterima dengan baik di negara lain. Ramen merupakan salah satu kuliner populer Jepang yang telah tersebar secara global, ramen memiliki catatan historis yang panjang dan dalam, serta kaya akan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan masyarakat Jepang. Dengan demikian ramen dapat menjadi aset gastrodiplomacy yang potensial bagi Jepang, dan menggunakan ideologi-ideologi yang terkandung dalam ramen sebagai bentuk soft power mereka.
ABSTRACTSoft power is an ability to change or influence other communities through intangible assets . Soft power spread through globalization, therefore it is possible for everyone in the world to receive the impact of the soft power. One of the forms of soft power is cultural diplomacy through culinary or commonly known as gastrodiplomacy theory. Gastrodiplomacy is a diplomacy process which uses culinary as a major tool to increase relationship quality among nations, through this kind of diplomacy, it is expected that the implicit values of culinary such as cultural values, history, and norms can be conveyed and well received in other nations. Ramen has become one of the most popular food in Japan which has been widespreaded globally. Historically, ramen has a huge progress development and has a plenty of Japanese cultures related to its society, therefore it can be a potential gastodiplomacy asset of Japan itself, by utilizing ideologies contained in ramen as their own soft power.