ABSTRAKPenelitian ini berfokus pada bagaimana hubungan negatif antara Amerika Serikat dan Korea Utara tercermin melalui film The Interview 2014 dan membahas fakta bahwa Amerika Serikat menganggap Korea Utara sebagai negara yang lebih inferior. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi supremasi Amerika dalam film tersebut. Film yang menceritakan tentang pembunuhan pemimpin Korea Utara, Kim Jung Un, ini menjadi isu kontroversial karena adanya tanggapan balas dendam pemerintah Korea Utara yang kuat bahkan sebelum film diluncurkan secara resmi. Berdasarkan theory of superiority in humor, penelitian ini menggunakan analisis tekstual berdasarkan keunggulan Amerika di dalam humor tersembunyi. Sebenarnya, dengan mengejek Korea Utara melalui berbagai aspek seperti bahasa, budaya, dan seksualitas, Amerika Serikat membuktikan keistimewaannya sendiri. Dengan data yang didapat melalui dialog masing-masing karakter di film dan setting visual, sutradara film ini menekankan supremasi Amerika dengan mengejek kelemahan Korea Utara.
This research focuses on how the negative relationship between the United States and North Korea reflects through the film, The Interview 2014 , and examines the facts that the United States as superior is actuallylooking down North Korea as inferior. The purpose of the research is to identify America 39 s supremacy in the movie. The film, which is about the assassination of North Korea rsquo s current leader, Kim Jung Un, became a controversial issue with North Korea government rsquo s strong retaliatory response even before the film is officially released. Based on the theory of superiority in humor, this research uses textual analysis based on the hidden superiority of America in humor. Indeed, by mocking North Korea in various ways, such as the aspect of language, culture, and sexuality, the United States proves to the world its own superiority. With the data obtained through the dialogue of each character in the film, visual settings, the director of this film emphasizes the American supremacy by mocking the weaknesses of North Korea.