UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Birdman : cinta, rekognisi, dan kekuatan dalam industri hiburan = Birdman : love, recognition, and power in the entertainment industry

Ikhsan Rahman Hakim; Tambunan, Shuri Mariasih Gietty, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018)

 Abstrak

Film Birdman: The Unexpected Virtue of Ignorance menceritakan tentang Riggan Thompson, seorang aktor tua, membuat pertunjukan teater di Broadway untuk menghidupkan kembali karirnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan pencarian cinta, rekognisi, dan kekuatan di industri hiburan yang terdapat di film ini. Film Birdman yang dibuat dengan latar belakang budaya industri hiburan, adalah contoh yang dapat digunakan untuk menganalisa orang orang yang berada dalam budaya tersebut.
Penelitian ini mengindikasikan bahwa cinta yang ditunjukkan di film ini adalah cinta amour-propre. Rekognisi dapat berguna untuk mengkonfirmasi keberadaan seseorang, untuk kesehatan psikologis, dan untuk mendapatkan kekuatan. Aspek kekuatan dari rekognisi menyebabkan adanya kekurangan recognisi pada seseorang dan memotivasinya untuk mencari rekognisi. Budaya dalam industry hiburan lahir dari hubungan antara rekognisi dan amour-propre. Budaya ini mendorong pelakunya untuk terus mencari rekognisi.

The movie Birdman The Unexpected Virtue of Ignorance shows how an old actor, Riggan Thompson, tried to revive his career by making a Broadway play. The purpose of my research was to discuss the search of love, recognition, and power in the entertainment industry that was shown in the movie.The movie Birdman that was made within the cultural setting of the entertainment industry provided a sample to be used to further analyzed the culture and the people that were involved in it.
The research indicated that the movie showed the self love of amour propre.Recognition was found to be beneficial to confirm one s existence, to one s psychological longevity, and to struggle for power in society. The aspect of power in recognition caused the lack of recognition in a person that motivated further search for recognition. Through the relation between recognition and amour propre a culture inside the entertainment industry was born. The culture promoted people in the industry to seek other people s recognition that driven people to constantly seek for recognition.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Pdf-Ikhsan Rahman Hakim.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Makalah dan Kertas Kerja
No. Panggil : MK-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
Bahasa : eng
Sumber Pengatalogan : LibUI eng rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : 23 pages : Iluustration ; 28 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-Pdf 10-19-253445351 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20468863
Cover