ABSTRAKStudi skripsi ini membahas tentang fatwa yang dikeluarkan
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang aliran pemikiran Syiah. Penelitian ini
menggunakan teori maqāṣid syarī'ah yang dirumuskan oleh Jasser Auda
dalam mengeksplorasi masalah-masalah yang terkandung dalam fatwa MUI tentang Syiah.
Maqāṣid syarī'ah yang diformulasikan oleh Jasser Auda bukanlah suatu hal
yang baru. Jasser Auda merekonstruksi maqāṣid syarī'ah
melalui integrasi antara ushul fiqh dengan teori sistem. Rekonstruksi
kemudian menghasilkan enam prinsip yang harus dipertimbangkan untuk hukum
Islam dapat menekankan sisi maqāṣid syarī'ah. Keenam prinsip itu
adalah hirarki kognitif, holistik, berpikiran terbuka, saling terkait,
multidimensi dan bermakna. Belajar melalui maqāṣid syarī'ah
menunjukkan bahwa fatwa MUI tentang Syiah sedang berlangsung
tahap epistemologi. Epistemologi berkaitan dengan fundamental
penetapan fatwa MUI, yaitu sumber hukum dan metode penentuan fatwa.
Masalahnya adalah bahwa MUI cenderung menggunakan sudut pandang
yang madhhab-sentris, sudut pandang yang hanya merujuk
di satu sekolah tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
maqāṣid syarī'ah tidak hanya berperan dalam pemeriksaan, tetapi juga
berperan penting dalam merekonstruksi penentuan dasar fatwa MUI tentang Syiah.
ABSTRACThis thesis study discusses about the fatwa issued
by the Indonesian Ulema Council (MUI) on the flow of Shia thought. This research
using the maqāṣid syarī'ah theory formulated by Jasser Auda
in exploring the issues contained in the MUI fatwa on Shias.
Maqāṣid syarī'ah formulated by Jasser Auda is not a thing
the new one. Jasser Auda reconstructed maqāṣid syarī'ah
through integration between ushul fiqh with system theory. Reconstruction
then produce six principles that must be considered for the law
Islam can emphasize the maqāṣid syarī'ah side. The six principles
is a cognitive, holistic, open-minded, interrelated hierarchy,
multidimensional and meaningful. Learn through maqāṣid syarī'ah
shows that the MUI fatwa issue about Shias is ongoing
epistemology stage. Epistemology deals with the fundamentals
the determination of the MUI fatwa, namely the source of the law and the method of determining the fatwa.
The problem is that MUI tend to use the point of view
the madhhab-centric, point of view that simply refers
in one particular school. The results of this study indicate that
maqāṣid syarī'ah not only plays a role in checking, but also
was instrumental in reconstructing the basic determinations of MUI's fatwa on Shias.