Artikel ini memaparkan perjuangan Letnan Kolonel Mochammad Sroedji, Komandan brigade III/Darmawulan pada masa perang kemerdekaan. Sroedji adalah mantan perwira pasukan sukarela Pembela Tanah Air pada masa pendudukan Jepang. Semangat perjuangan yang kuat pada masa awal kemerdekaan mendorong pemuda-pemuda seperti Sroedji bergabung dengan tentara Republik yang masih mencari format ideal sebagai angkatan bersenjata. Sebagai Komandan satuan di tingkat brigade, peran Sroedji dalam perjuangan di front jawa timur memberikan kontribusi penting bagi kedaulatan indonesia. Dua kali Agresi Militer Beklanda menjadi ajang pembuktian kepemimpinan Sroedji menghadapi kesulitan persenjataan, isu profesionalisme prajurit, hubungan sipil-militer, dan kekurangan logistik. Letnan Kolonel Mochammad Sroedji gugur dalam pertempuran Karang Kedawung, 8 Februari 1949.