Artikel ini menganilisis tentang keberadaan nilai-nilai Keteladanan yang termaktub dalam diri Syekh Akhmad Mutamakkin. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dengan menerapkan studi kualitatif dalam teks kajen. Melalui pendekatan Hermeneutika, terungkap bahwa metode tasawuf Syekh Mutamakkin merupakan bentuk elektif dan konformatif antara tradisi islam dan tradisi lokal (jawa). Hasil penelitian menunjukkan, beliau tidak bisa dikategorikan ulama sesaat sehingga perlu penulisan ulang atas sumber yang beredar selama ini. Kesimpulan ini menjadi data pembanding bahwa tuduhan heretik atas diri Syekh Mutamakkin dalam serat Cebolek lebih disebabkan oleh faktor politik dan pertarungan antara ideologi Islam puritan dan Islam elektif yang mengakomodasi tradisi Jawa ke dalam tubuh Islam.