Artikel Jurnal :: Kembali

Artikel Jurnal :: Kembali

Wacana suluk pedalangan dalam bahasa Jawa berdasarkan bentuk dan fungsinya

Edi Suwanto; (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017)

 Abstrak

Penelitian ini membahas tentang wacana suluk pedalangan dalam bahasa jawa bedasarkan bentuk dan fungsinya berkaitan dengan nyanyian (tembang) yang dinyanyikan oleh dalang ketika akan memulai suatu adegan (babak) dalam pertunjukan wayang yang dilakukan semalem suntuk. Berdasarkan suasana dan sifat lagu lagu, suluk pedalangan dikelompokan menjadi tiga bagian, yakni pathetan, sedon, dan ada-ada. Pementasan wayang kulit yang berlangsung semalam suntuk diiringi suluk-suluk tertentu yang dibagi menjadi tiga periode, yakni pathet nem, pathet sanga, dan pathet manyura. Dalam pementasan wayang yang berlangsung semalem suntuk terdapat beberapa suluk yang ditembagkan oleh dalang, khusus pada waktu-waktu tertentu. beberapa jenis suluk pedalangan itu antara lain; Suluk abimanyu, Suluk irim-irim, suluk jingkik, suluk plecung, dan suluk tlutur. Suluk pedalangan yang berlangsung semalem suntuk berfungsi untuk mebangun suasana bermacam-macam diantara lain dalam suasana; susah, gembira, kecewa, geram, kendur atau melemah, dan sebagainya. Suluk pedalangan yang berbentuk nyanyian (tembang) atau syair mengandung pesan tentang keluhuran budi pekerti. Sifat-sifat lihur itu seperti dambaan manusia seperti sifat kesatria, setia pada negara, kebajikan, sampai hal-hal yang mengatur hubungan antara manusia dan pencipta-Nya.

This study examines the discourse suluk puppetry in Javanese language based on the form and function associated with singing (song) performed by the puppeteer when it will display a scene (scene) in a puppet show performed all night. The songs featured in this application are the songs featured in the form of songs featured in the form of songs featured in the form of songs featured in the form of songs featured in the form of songs. Shadow puppet performances that take place throughout the day called suluk-suluk particular which is divided into three periods, namely pathet nem, Pathet sanga, and pathet manyura. In wayang performances that take place all night there are some suluk performed by puppeteers, especially at certain times. some types of puppetry suluk include; Suluk Abhimanyu, Suluk irim-irim, suluk jingkik, suluk plecung, and suluk tlutur. There are several types of motorcycles that you can choose from, one of which is a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, a dirt bike, and a dirt bike. Suluk puppetry in the form of a song (song) or verse contains a message about the family budi pekerti. Similar qualities are like human desires such as the nature of unity, loyalty to the state, goodness, to the things that form the relationship between man and his creator.

 Metadata

Jenis Koleksi : Artikel Jurnal
No. Panggil : 400 JIKKT 5:1 (2017)
Entri utama-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
ISSN : 23391154
Majalah/Jurnal : Toto Buang: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan
Volume : Vol. 5, No. 1, Juni 2017: Hal. 45-55
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated
Tipe Carrier : volume
Akses Elektronik : https://totobuang.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/totobuang/article/view/50
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 4, R. Koleksi Jurnal
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
400 JIKKT 5:1 (2017) 03-18-938976388 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20469842
Cover