Satra lisan di tengah peradaban manusia tidak dapat di tolak karena ia menjadi bagian dari sebuah realitas sosial, apalagi bagi masyarakat tradisional. Realitas sosial itu kemudian berwujud menjadi tata nilai yang mengikat dan dijadikan sebagai pengetahuan lokal masyarakat pendukungnya yang disebut dengan kearifan lokal. Cara pandang, cara hidup, dan aktifis hidup lainnya pada masyarakat tradisional tak dapat dilepaskan dari nilai-nilai kearifan itu. Penelitian ini bertujuan mengungkap nilai-nilai budaya yang terdapat di dalam legenda War Susu Mujualu dengen instrumen utamanya adalah peneliti sendiri. Niai-nilai budaya itu adalah nilai kemahakuasaan tuhan, nilai kejujuran, hubungan manusia dengan alam, dan nilai tanggung jawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang memusatkan analisis pada data-data empiris yang diperoleh dilapangan. Untuk mendapatkan ata yang akurat maka penelitu menggunakan teknik wawancara, observasi, dan triangulasi.
Oral literature in the midst of human civilization cannot be rejected because it is part of a social reality, especially for traditional communities. Social reality then turns into a set of bounded values and becomes local cognition of society that is called local wisdom. The perspective, the way of life and activity of traditional community is inseparable from those wisdom values. This study aims to reveal the cultural values that exist in Wae Susu Mujualu legend. Cultural value is the value omnipotence of God, honesty, human relationship with nature, and the value of responsibility. The method used in this research is descriptive qualitative analysis focusing on empirical data obtained in the field. To get accurate data hence researcher use interview technique, observation, and triangulation.