Salah satu sarana untuk mempertebal keyakinan dan menghubungan diri dengan Ida sang Hyang Widi Wasa (tuhan yang maha esa) adalah dengan cara berkesenian. Tari rejang adat klasik pada umumnya mempunyai fungsi sebagai sarana upacara dalam rangkaian suatu upacara piodalan (dewa Yadnya). Karena agama hindu dalam menghubungan diri dengan tuhan lebih banyak dengan menggunakan simbul-simbul, seperti halnya dengan sarana tulisan aksara suci, upakaral banten, berkesenian (tari) dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi tari rejang adat klasik di desa bebandem, kabupaten karangasem. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Objek penelitian ini adalah fungsi tari rejang adat klasik dalam upacarapiodalan di pura sanggar agung desa bebandem. teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat bantu perekam suara, dan pedoman wawancara.
Hasil penelitian ini ditemukan ada tiga fungsi tari rejang adat klasik di pura sanggar agung desa bebandem akbupaten karangasem tersebut: (1) Pada bagian pertama (memendet) adalah sebagai penyambutan kepada para dewa dan dewi yang turun dari kahyangan ke bumi, (2) bagian kedua (rejang) sebagai simbol dewa dan dewi yang menuntun bhatara bhatari turun kedunia (3) pada bagian ketiga (memande) sebagai ucapan syukur, dan menghibur para dewa dewi dan bhatara bhatari yang telah hadir dalam upacara