ABSTRAKTulisan ini mengulas literatur Ilmu Hubungan Internasional, terutama terkait pandangan modern terhadap Gereja Katolik Roma. Secara lebih khusus, artikel ini meninjau bagaimana 'peran' Gereja terwakili dalam literatur HI yang ditulis pada masa pasca-Perang Dingin. Kerangka
waktu tersebut dipilih karena perhatian terhadap transnasionalisme dan aktor terkait hanya muncul sejak periode tersebut, sehingga memungkinkan diskusi ilmiah mengenai aktor keagamaan. Bagian pertama artikel ini akan melacak penyebutan awal tentang Katolik dan
Hubungan Internasional. Kemudian, artikel ini akan menjelaskan bagaimana akademisi IR saat ini menganalisis Gereja. Temuan kajian literatur menggambarkan mayoritas diskusi saat ini didasari oleh asumsi akan Negara Kota Vatikan, Takhta Suci, jaringan gereja dan LSM Katolik sebagai representasi badan yang berbeda. Selanjutnya, artikel ini akan menyoroti perkembangan terakhir yang mencoba menyarankan Gereja sebagai -mungkin- aktor tunggal, bertentangan
dengan apa yang saat ini dipercayai. Dengan menggunakan logika yang dipinjam dari khazanah teologis Katolik, tulisan ini menawarkan sebuah sintesis Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terdiri atas berbagai anggota, seperti halnya dengan negara kesatuan yang dipahami oleh paradigma realisme klasik. Dengan demikian, tulisan ini juga dapat dilihat sebagai tantangan terhadap pemahaman kolektif mengenai salah satu aktor politik global tertua yang masih ada
hingga kini, Gereja Katolik Roma.