ABSTRAKKabupaten Gianyar merupakan kabupaten dengan latar belakang berkembangnya seni budaya Bali dengan berbagai sentra-sentra kerajinan yang bernuansa seni budaya khas. Satu di antaranya adalah kain tenun tradisional. Kain tenun yang dimaksud adalah kain tenun karya putra putri Gianyar sebagai kain khas Gianyar. Sementara ini kain tenun cipataan putra putri Gianyar sulit membedakan yang mana sesungguhnya sebagai corak khas. Dari hasil pengamatan di lakukan ke sentra-sentra perajin, bahwa identitas dan karakter, endek Gianyar jika disandingkan dengan cipta kabupaten-kabupaten lainnya di Bali, yaitu dicirikan dengan teknik pewarnaan tidak mencolok, kalem atau dengan teknik pewarnaan dengan warna dop yaitu sebuah teknik pewarnaan yang mulat sarira artinya tidak berani menonjol, kalem, dan lembut, dengan menunjuk cipta karsa Cap Togog, Cili, Putri Bali dan Bakti. Tenun Putri Ayu Blahbatuh Gianyar, mengembangkan teknik tenun air bras. USaha tenun Wisnu Murti dari banjar Palak, desa Keramas dapat dicirikan sebagai tenunan khas Gianyar dilihat dari teknik dan motif pewarnaan yaitu dengan warna yang lebih tajam daripada warna endek lainnya, dengan motif lubeng, gegalaran, kladi manis, pucuk (khas Gianyar) dan bunbunan. Lestarinya kain songket di banjar pengembungan Pejeng Kangin mutlak disebabkan oleh adanya proses pembelajaran antar generasi, namun perajin songket kini sudah tidak berkembang lagi karena pemasaran, bahan baku dan ongkos murah.