Keberhasilan perusahaan Matabari yang diindikasikan dengan peningkatan omzet, bertambahnya jumlah toko se1ta kesetiaan karyawan dianggap sebagai kebudayaan organisasi yang kuat. Dalam penelitian ini ingin me1rjelaskan bagaimana proses sejarah pembentukan kebudayaan organisasi dan siapa saja yang dominan dalam mengkonstruksi kebudayaan organisasi apa saja unsur-unsur nilai-nilai yang dikembangkan selain manajemen profesional. Penjelasan kedua adalah bagaimana proses sosialisasi berkaitan dengan konsep pelayanan diterima dengan baik sehingga menjadi pedoman sikap dan perilaku yang pada gilirannya berpengaruh pada motivasi kerja yang produktif serta sikap loyalitas mereka pada perusahaan.
Konsep kebudayaan organisasi adalah cara pandang anggota organisasi mengenai dunia kerjanya atau seperangkat pengetahuan yang dijadikan pedoman dala rangka adaptasi terhadap lingkungan eksternal (kompetitor. kebijakan pemerintah, pasar bebas, selera konsumen dll) se11a adaptasi internal (karyawan, sistem teknologi. pemasok. dll) dala111 rangka mencapai tujuan perusahaan yaitu keuntungan. Adanya aturan, filosofi, motto dan slogan perusahaan adalah "kebudayaan" merupakan produk. "kolektif" orang-orang domiinan (Hari Darmawan, keluarga dan orang-orang pilihannya) di Matahari. Kajian masyarakat dalam Antropologi berada pada organisasi seebagai setting dimana karyawan dan pimpinan sebagai kajian. Lokasi penelitian pe11ama di dua kantor pusat Matahari yaitu di Pasar Baru (tempat pelatihan) dan di Lippo Karawachi (semua aktivitas administrasi sampai Direksi berkantor di sana) kedua di Mataha1i Bogor khusus untuk pramuniaga, metode yang digunakan obse1vasi, studi dokumentasi, pengamatan dan wawancara.
Dalam menghadapi kebijakan uegara pendiri ( etnis Tionghoa) mengembangkan makna konsep asli berdagang ala China sepe1ti konsep Hopeng, Ho11gs11i, Hokie, Cukong (tsulamg) dan Kongsi ini berkaitan deugan kelancaran, keamanan dan kenyamanan berbisnis di Indonesia. Rumusan konsep ritail berupa : tempat belanja yang nyaman (indah, sejuk, aman dll), lengkap, harga bersaing dan pelayanan yang memuaskan, ada !ah hasil dari : pengamatan selera konsumen, kompetitor dan perdagangan bebas. Pelayanan yang memuaskan dari pramuniaga vang melakukan penjualan se1ta komposisinya yang besar menjadi fokus sosialisasi tersendiri akan konsep-konsep pelayanan yang baik. Bentuk sosialisasi nilai-nilai dengan pelatihan khusus, komunikasi setiap hari dengan atasan dan rekan yang lama bergabung. Perilaku dan sikap melayani dengan baik merupakan wujud dari diterimanya nilai-nilai tersebut. Di samping itu ada proses komunikasi dari pramuniaga dengan atasannya tentang konsep ke1ja se1ta fasilitas yang baik untuk mereka. Hasil dari proses dan kegiatan ini di pedomani bersama inilah yang mengindikasikan kebudayaan didukung dengan baik karena da1i peraturan, kebijakan, filosofi, nilai-nilai norma yang diperlakukan, mereka memperoleh rasa nyaman, kebanggaan, kesempatan meniti karier dan pendidikan yang terbuka serta insentif khusus bagi yang berprestasi semuanya tertuju untuk menumbuhkan motivasi kerja guna meningkatkan produktivitas serta loyalitas pada pemsahaan, terbukti dengan tidak adanya tuntutan massal (sepe1ti demonstrasi _d11) juga lamanya mereka bergabung (di th) di Matahari (presentasi keluar hanya 3 % / lima tahnn). Kondisi dan iklim sepe1ti ini merupakan kebudayaan organisasi di mana semua anggota menjadikan landasan dan pedoman sebagai prasyarat menghadapi lingkungan internal dan eksternal.