ABSTRACTMarker assisted back crossing (MABC) merupakan teknik molekuler
yang dapat membantu pemulia dalam mengurangi generasi yang
dibutuhkan dalam pemuliaan silang balik. Namun, efektivitas
metode tersebut masih perlu dibuktikan melalui kinerja fenotipe
yang sesungguhnya. International Rice Research Institute (IRRI)
telah merakit varietas padi toleran rendaman menggunakan metode
MABC dengan latar belakang genetik varietas padi yang populerdi Indonesia, yakni Ciherang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi penampilan fenotipe galur isogenik Ciherang Sub1 di
rumah kaca dan di lapangan. Uji daya hasil pada kondisi normal
di 10 lokasi menggunakan lima varietas toleran rendaman dan satu
varietas pembanding. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil
dan sejumlah karakter agronomi tidak berbeda nyata. Namun, uji
rendaman di lapangan selama 10 dan 15 hari menunjukkan Ciherang
Sub1 berbeda nyata dengan Ciherang. Demikian pula pada pengujian
di rumah kaca pada fase bibit selama 14 hari rendaman, Ciherang
Sub1 memiliki persentase bibit hidup lebih tinggi dibandingkan dengan
Ciherang. Respons Ciherang Sub1 terhadap cekaman biotik seperti
wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3; Xanthomonas oryzae patotipe III,
IV dan VIII; dan inokulum virus tungro dari Subang, Magelang dan
Lanrang sama dengan tetuanya, yakni Ciherang. Penampilan kualitas
fisik dan kimia beras Ciherang Sub1 juga sama dengan Ciherang.
Kesamaan fenotipe antara Ciherang Sub1 dan Ciherang lebih dari
87,5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa silang balik gen
target yang dilakukan satu kali dapat menghasilkan galur yang identik
dengan tetuanya. Galur ini dapat direkomendasikan untuk ditanam
di lahan yang bermasalah dengan banjir dan petaninya menyukai
varietas Ciherang.