Perhitungan biaya produksi per produk sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan berbagai keputusan misalnya penentuan harga jual, menghitung profitabilitas produk atau pelanggan tertentu, pengukuran prestasi manajer dan keputusan strategis lainnya, seperti apakah suatu produk sudah tidak menguntunkan lagi sehingga perlu dikeluarkan dari daftar produk yang diproduksi. System biaya tradiosional tidak dapat memberikan perhitungan yang akurat, karena tidak dapat mengikuti perkembangan dalam industry yang semakin mutakhir. Inovasi teknologi telah mengubah secara dramatis struktur dan karakteristik biaya produksi.
Di beberapa Negara maju dikenal suatu system biaya yang disebut penetapan biaya aktivitas. Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya, yaitu pola konsumsi sumber daya. Aktivitas ini kemudian menjadi pengumpul biaya, selanjutnya biaya yang sudah terkumpul tersebut dialokasikan ke suatu objek biaya berdasarkan pemacu biaya yang dinilai paling relevan dengan pola konsumsi sumber dayanya. Pengalokasian dapat dalam dua tahap atau lebih. Dengan cara demikian maka perhitungan biaya menajdi lebih akurat.
Penerapan penetapan biaya aktivitas tidak mudah, karena akan mengubah kultur perusahaan. System biaya ini membutuhkan kerja sama tim yang kompak dan terpadu. Di samping itu membutuhkan sumber daya manusia yang mampu mengimplementasikan system ini. Banyak kritikan dilontarkan pada penetapan biaya aktivitas, karena penerapannya yang tidak berhasil. Terlepas dari kekurangan penetapan biaya ini, untuk menentukkan kesuksesan penerapannya diperlukan waktu yang cukup lama karena membutuhkan waktu untuk mempelajari keseluruhan komponen perhitungan biaya dan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan kultur yang terjadi.
PT Pipa yang dijadikan bahan penelitian adalah perusahaan yang memproduksi pipa baja dalam berbagai jenis dan ukuran. System biaya tradisional digunakan terbukti memberikan perhitungan biaya yang keliru dan tidak akurat. Penetapan biaya aktivtas yang dicoba diterapkan dengan menggunakan data fiktif membuktikan bahwa perhitungan biaya menjadi lebih akurat.
Sebagai kesimpulan, penerapan penetapan biaya aktivitas memerlukan beberapa tahapan, dimana setiap tahapan memerlukan pertimbangan yang seksama. Penyusun system haru smempunyai pengetahuan memadai mengenai keseluruhan proses produksi, termasuk biaya produksi, sumber daya yang ada dan pola konsumsi sumber daya. Pengimplementasian system biaya ini memerlukan komitmen dari manajemen puncak sebagai penanggungjawab kesuksesan implemetasi system dan kerjasama tim. Di samping itu, diperlukan perangkat lunak dan perangkat keras untuk melakukan perhitungan dan pencatatan data produksi.