ABSTRACTTerinspirasi dari cicing kacang Bali yang tidak terawat dan terlindas ban kendaraan hingga gepeng di jalanan. Karya ini diwujudkan ke dalam sebuah pertunjukan musik dalam bentuk hybrid, yang merupakan penggabungan dua unsur budaya yaitu Bali dan Barat, sehingga rnenjadi sajian bentuk
musik baru yang bersifat orisinil, kreatif, dan bermakna. Penciptaan karya musik ini mengangkat nilai-nilai kearifan lokal yang luhur, serta berdampingan dengan perkembangan budaya global. Tujuan dari penciptaan karya ini adalah untuk menggali potensi budaya lokal dengan hasil akhir karya sent kreatif dan berpedoman kepada kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan.
Teori yang digunakan dalam proses penciptaan yaitu teori musik, teori semiotika, dan teori hermeneutika. Metode yang digunakan untuk penciptaan karya ini adalah metode penciptaan musik Roger Sessions yang meliputi inspirasi, konsepsi, dan eksekusi.
Hasil dari karya ini dibagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama menceritakan kesederhanaan cicing kacang Bali yang kalah saing dengan anjing ras, sehingga ditelantarkan dan dibuang ke pinggir jalan, jembatan, parntai bahkan ke tempat pembuangan sampah. Bagian kedua menceritakan cicing kacang Bali yang telah terbuang dan beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga cicing kacang tersebut melindungi lingkungannya dari penjahat. Bagian terakhir menceritakan kegigihan cicing kacang Bali dalam bertahan hidup di jalanan, dan pada akhirnya terlindas ban kendaraan. Gita Derita Cicing Kacang Bali adalah karya musik hybrid yang menggambarkan keadaan cicing kacang Bali dari kesederhanaan, pengorbanan, dan perjuangannya.