Industri minyak sawit merupakan industri yang signifikan dalam perdagangan global, Akan tetapi, minyak sawit juga memiliki tantangan keberlanjutan dengan adanya dampak merugikan dari segi ekologis maupun sosial yang telah dikritik oleh berbagai aktor internasional sejak lama. Dengan semakin globalnya perdagangan sawit, muncullah berbagai inisiatif yang bertujuan untuk mengubah praktik produksi yang selama ini dilakukan. Salah satu inisiatif ini adalah RSPO, sertifikasi minyak sawit berkelanjutan, pada 2003. Sertifikasi ini merupakan suatu global private governance dan diikuti oleh stakeholder dalam industri minyak sawit, yakni sektor hulu dan hilir serta LSM dan lembaga keuangan. Hal menarik terjadi ketika Malaysia membuat MSPO, sertifikasi minyak sawit keberlanjutan nasional pada 2013. Mengacu pada teori Smith dan Fischlein yang diadaptasi oleh Hospes, governance yang muncul ketika sudah ada tatanan yang serupa mdash;pada kasus ini, MSPO mdash;adalah rival governance. Faktor yang memotivasi aktor untuk mendirikan rival governance ada dua, yakni eksklusi serta ancaman terhadap kepentingan aktor tersebut ketika berpartisipasi dalam tatanan yang telah ada. Penelitian ini menelusuri kedua faktor tersebut yang dialami MPOA selaku perwakilan Malaysia dalam partisipasinya di RSPO. Penelitian ini menemukan berkurangnya kemampuan industri minyak sawit Malaysia dalam berkompetisi Pemerintah Malaysia butuh menjauhkan diri dari ancaman legitimasi atas bidang yang mereka jadikan kepentingan, yakni keberlangsungan industri sawit nasional.
Palm oil industry is an industry that holds a significance in the global trade. However, palm oil also possesses sustainability challenges given its scathe ecological and social impacts which have been criticized by various international actors for a long time. With the increasingly global palm oil trade, emerged initiatives which aim to alter the existing palm oil production practices. One of these initiatives is RSPO, a sustainable palm oil certification, in 2013. This certification is a global private governance and is participated by stakeholders in the industry, namely the upstream and downstream sector, NGO rsquo s, and financial institutions. Interestingly, Malaysia also establishes MSPO, their own national palm oil certification, on 2013. Referring to Smith and Fischlein rsquo s theory that is adapted by Hospes, a governance that emerges in the same field of another existing governance is called a rival governance. There are two factors that motivate actors to establish rival governance, namely exclusion and rules that threaten their ability to compete effectively within original domain. This research follow the course of the two factors that are experienced by MPOA as Malaysia rsquo s representative in its participation in RSPO. This research finds that in competing, Malaysia needs to keep away from legitimacy threats on fields of their interest, which is the survivability of national palm oil industry.