Kabupaten Indramayu adalah salah satu daerah kantung pemakaian bahasa Jawa di Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan tiga kabupaten yang merupakan daerah pakai bahasa Sunda. Hal ini menyebabkan adanya kontak bahasa di Kabupaten Indramayu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana situasi kebahasaan akibat adanya kontak bahasa di Kabupaten Indramayu.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan situasi kebahasaan dan kontak bahasa yang terdapat di Kabupaten Indramayu. Situasi kebahasaan dan kontak bahasa di Kabupaten Indramayu tersebut dilihat dengan pendekatan dialektologi. Pengambilan data dilakukan dengan metode pupuan lapangan menggunakan 200 kosakata dasar Swadesh, 33 kosakata kata ganti, sapaan, dan acuan, 25 kosakata sistem kekerabatan, dan 52 kosakata makanan dan minuman dilengkapi dengan pengakuan bahasa yang digunakan. Titik pengamatan dalam penelitian ini berjumlah 20 titik pengamatan berupa kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu dan setiap kecamatan diwakili oleh satu informan. Data hasil wawancara divisualisasikan ke dalam peta lambang. Kemudian, peta tersebut dibuat berkas isoglos, dihitung dialektometrinya, dan dibuat jaring laba-laba. Hasil penghitungan dialektometri, jaring laba-laba, pengakuan bahasa informan, dan pengecekan kosakata digunakan untuk melihat situasi kebahasaan dankontak antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Indramayu. Hasil temuan menunjukkanadanya dua bahasa, bahasa Sunda dan bahasa Jawa, dan kontak bahasa antara bahasa di antara kedua bahasa tersebut di Kabupaten Indramayu.
Indramayu regency is one of the area that uses Javanese language in West Java. The regency borders three regencies which are the areas that use Sundanese language. This causes the language contact in Indramayu. The problem formulation of this research is how is the language situation as a result of language contact in Indramayu. The purpose of this research is to describe the language situation and language contact contained in Indramayu, The language situation and language contact in the Indramayu regency is seen with dialectology approach. Data were collected by field interview method that uses 200 basic Swadesh vocabularies, 33 vocabulary pronouns, greetings, and references, 25 kinship vocabularies, and 52 food and drink vocabularies along with the recognition of the language used. Point of observation in this study are 20 observation points in the form of districts in Indramayu regency and each district is represented by a single informant. Interview data is visualized in map symbol. Then, the map file is turned into isogloss files, which dialectometry is being calculated, and is made cobwebs. Dialectometry count results, cobwebs, informant language recognition, and vocabulary check are used to look at the language situation and contact between Sundanese and Javanese in Indramayu. The findings show there are two languages, Sundanese and Javanese, and contact between languages between the two languages in Indramayu.