ABSTRACTBackground Student athletes are prone to sport injuries however, epidemiological information of sport injuries available in Indonesia is insufficient. Solution to the problem is to initiate the recording of sport injuries in events, such as the medical and dental students rsquo annual sports games gathering. If injury recordings are done regularly, injury surveillance system can be developed to prevent sport injuries in the future.Aims This study was an initiation study to know the sports injuries among student athletes during 2016 medical and dental students rsquo annual sports games gathering, i.e. determination the type and location of injuries across different sports, quantification the number of games per day and the number of total injuries per sport, finding the incidence rate of injuries per sport and distinguishing the distribution of injuries between pre clinical and clinical stage of study.Methods This was a cross sectional study using secondary data collected during the event. Research subjects were divided into genders and stage of study to observe the distribution of injury locations, types and incidence, then statistically determined by chi square test and relative risk calculation.Results Most frequent injury location was lower extremities and most common type was sprain. Mini soccer had the most number of participants and therefore the most number of games day. However, mens basketball had the highest number of injuries and womens basketball had the highest incidence rate. More injuries occurred in women than men and in clinical stage than pre clinical stage. Conclusion The most prevalent injury location and type were lower extremities and sprain, respectively. Number of games per day was not proven to be associated to the occurrence and rate of injury, however the nature of sports contact or non contact and the level of competitiveness may actually be the contributing factors. Women were shown to be relatively more prone to injury than men. Student athletes in their clinical stage of their studies were more susceptible to injury than those in the pre clinical stage.
ABSTRAKLatar Belakang: Atlet mahasiswa student-athlete rentan terhadap cedera olahraga, tetapi masih sedikit informasi yang tersedia tentang cedera olahraga di Indonesia. Masalah ini dapat diatasi dengan memulai pencatatan cedera olahraga pada kegiatan seperti pertandingan olahraga tahunan antar mahasiswa fakultas kedokteran dan kedokteran gigi. Jika pencatatan cedera dilakukan secara teratur, dapat dikembangkan sistem surveilans cedera yang dapat digunakan dalam pencegahan di kemudian hari. Tujuan: Untuk menentukan jenis dan lokasi cedera pada setiap olahraga, menghitung jumlah permainan per hari dan jumlah total cedera per olahraga, menemukan tingkat insiden cedera per olahraga dan membedakan distribusi cedera antara tahap pre-klinik dan klinik. Metode: Penelitian ini menggunakan design cross-sectionaldengan data sekunder yang dikumpulkan selama acara tersebut. Subyek penelitian dibagi menurut jenis kelamin dan tahap studi untuk mengamati distribusi lokasi, jenis dan insiden cedera, kemudian secara statistik ditentukan dengan uji chi-square dan perhitungan risiko relatif. Hasil: Lokasi cedera yang paling sering terjadi adalah pada ekstremitas bawah dan jenis cedera yang paling banyak terjadi adalah sprain. Mini-Soccer memiliki jumlah pertandingan/hari dan jumlah peserta terbanyak, namun cedera terbanyak terjadi pada basket putra dan basket putri memiliki tingkat kejadian cedera injury rate tertinggi. Cedera lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dan pada atlet mahasiswa tahap klinik dibandingkan tahap pra-klinik. Kesimpulan: Lokasi cedera yang paling umum adalah ekstremitas bawah dan jenis cedera yang paling sering terjadi adalah sprain. Jumlah pertandingan per hari tidak terbukti berhubungan dengan jumlah dan tingkat kejadian cedera, namun sifat cabang olahraga kontak atau non-kontak dan tingkat persaingan pada cabang olahraga mungkin dapat merupakan faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya cedera. Perempuan terbukti relatif lebih rentan terhadap cedera dibanding laki-laki. Atlet mahasiswa dalam tahap studi klinik lebih rentan terhadap cedera daripada atlet mahasiswa tahap pra-klinik.