ABSTRAKPernikahan dini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, namun juga aspek psikologis, sosial, ekonomi, maupun kependudukan. Pernikahan dini dapat dicegah melalui upaya penyiapan kehidupan berkeluarga sejak masa remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran rencana kehidupan berkeluarga oleh remaja di Pondok Pesantren Al-Mubaarok Manggisan, Kabupaten Wonosobo tahun 2018. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procedure RAP . Pengumpulan data dilakukan dengan Focus Group Discussion FGD kepada 24 santri Ponpes Al-Mubaarok dan wawancara mendalam kepada pengasuh Ponpes Al-Mubaarok, Dinas PPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, dan KUA Kecamatan Mojotengah. Hasil penelitian menunjukkan hanya sebagian kecil remaja Ponpes Al-Mubaarok yang memiliki rencana kehidupan berkeluarga yang baik. Hampir semua remaja ingin menikah pada usia yang ideal dan ingin jarak antar anaknya lebih dari 2 tahun. Akan tetapi, masih banyak remaja yang ingin mempunyai anak lebih dari 2 dan tidak ingin menggunakan KB di masa depan. Rencana tersebut dipengaruhi pengalaman, pengetahuan, keterpaparan informasi, budaya, kebijakan pondok pesantren, sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku remaja. Dari penelitian ini, diharapkan adanya kerja sama dari berbagai pihak, khususnya Pengasuh Ponpes Al-Mubaarok, untuk memberikan informasi terkait penyiapan kehidupan berkeluarga secara lengkap, baik dari sisi agama, kesehatan, maupun sosial.
ABSTRACTEarly marriage affects health, but also psychological, social, economic, and demographic. Early marriage can be prevented by preparing family life since adolescence. The purpose of this research is to know the description of adolescent plan in family life at Al Mubaarok Islamic Boarding School Manggisan, Wonosobo Regency 2018. The study used a qualitative approach with Rapid Assessment Procedure RAP design. Data collection was done by Focus Group Discussion FGD to 24 Ponpes Al Mubaarok rsquo s adolescents and in depth interview to the caretaker of Ponpes Al Mubaarok, Dinas PPKBPPPA Wonosobo and KUA Mojotengah. The results showed that Al Mubaarok boarders have poor family life plans. Almost all teenagers want to get married at the ideal age and want the distance between children over 2 years. However, there are still many teenagers who want to have more than 2 children and do not want to use family planning in the future. The plan is influenced by experience, knowledge, information exposure, culture, boarding school policy, attitude, subjective norm, and perceived behavioral control. From this research, it is expected that the cooperation of various parties, especially the caretaker of Ponpes Al Mubaarok, to provide information related to the preparation of family life from religion, health, and social aspect.