Latar Belakang: Bidan memiliki risiko tinggi tertularnya Healthcare-Associated Infections HAIs pada saat merawat pasien. Umumnya risiko penularan infeksi yang dihadapi bidan adalah pada saat kontak dengan darah dan cairan tubuh. Pada tahun 2015, terjadi 250 kasus kecelakaan kerja termasuk didalamnya kejadian tertusuk jarum. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian potong lintang dan jumlah sampel 130 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuisioner dan pengamatan, sedangkan data sekunder diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Hasil: Sebanyak 73 56,2 responden patuh, sedangkan sisanya 57 43,8 responden tidak patuh. Rata-rata tingkat kepatuhan responden terhadap prosedur kewaspadaan standar sebesar 88,7 dengan tingkat kepatuhan responden tertinggi adalah kepatuhan dalam pembersihan lingkungan area kerja sebesar 89 100 responden dan tingkat kepatuhan terendah adalah kepatuhan terhadap penggunaan APD sebesar 52 55,3 responden. Faktor yang paling berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan bidan dalam menerapkan kewaspadaan standar adalah usia > 40 tahun OR = 2,64, IK 95 = 1,08-6,49 , sarana prasarana lengkap di kamar bersalin OR = 6,26, IK 95 = 2,74-14,30 dan poli KIA-KB OR = 5,84, IK 95 = 2,56-13,32 , peraturan dan SOP lengkap di poli KIA-KB OR = 2,04, IK 95 = 1,01-4,13 , masa kerja ? 5 tahun OR = 4,92, IK 95 = 2,11-11,49 , status kepegawaian PNS OR = 3,21, IK 95 = 1,56-6,64 dan beban kerja rendah OR = 2,95, IK 95 = 1,25-6,96 , sedangkan faktor yang paling berpengaruh adalah sarana prasarana lengkap di kamar bersalin OR = 5,46, IK 95 = 2,31-12,89 dan masa kerja ? 5 tahun OR = 4,12, IK 95 = 1,67-10,18 . Kesimpulan: Ketersediaan sarana prasarana merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku bidan terhadap kepatuhan penerapan kewaspadaan standar. Kata Kunci: Bidan, darah dan cairan tubuh, Healthcare-Associated Infections HAIs , kewaspadaan standar.
Background Midwives have a high risk of contracting Healthcare Associated Infections HAIs when treating patients. Generally, the risk of transmission of infections that the midwife encounters is at the time of contact with blood and body fluids. In 2015, there are 250 cases of occupational accidents including the incidence of needle puncture. Methods The type of the study was analytic descriptive with cross sectional study design and total sample of 130 people. Data was collected by interview, questionnaire and observation, while secondary data was obtained from the profile of Bekasi District Health Office. Result The result shows that 73 56.2 respondents are obedient, while the rest of about 57 43.8 respondents are not. The average level of compliance of respondents to standard awareness procedure is 88.7 with the highest number of compliance of about 89 100 respondents is in cleaning work area environment and the lowest one is adherence to use of Personal Protective Equipment PPE equal to 52 55.3 of respondents. Factors significantly correlated with midwife adherence in applying standard precautions were age 40 years OR 2.64, IK 95 1.08 6.49 , complete infrastructure in the delivery room OR 6.26, IK 95 2.74 14.30 and maternal, child health and family planning MCH FP poly OR 5.84, IK 95 2.56 13.32 , complete rules and Standard Operating Procedures SOPs in maternal, child health and family planning MCH FP poly OR 2.04, IK 95 1.01 4.13 , duration of work 5 years OR 4.92, IK 95 2.11 11.49 , employment status of civil servants OR 3.21, IK 95 1.56 6.64 and low work load OR 2.95, IK 95 1.25 6.96 , with the most influential factors were complete infrastructure in the delivery room OR 5.46, IK 95 2.31 12.89 and duration of work 5 years OR 4.12, IK 95 1.67 10.18 . Conclusion The availability of infrastructure facilities is the most dominant factor that relates to midwives behavior on compliance to standard precautions. Keywords Blood and body fluids Healthcare Associated Infections HAIs midwives standard precautions.