ABSTRAKIsu penerimaan gratifikasi oleh dokter dari perusahaan farmasi mempengaruhi reputasi organisasi Kementerian Kesehatan. Oleh karena itu diperlukan penerapan manajemen isu untuk mempertahankan reputasi Kementerian Kesehatan sebagai organisasi pemerintah di bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen isu gratifikasi, cara mempertahankan reputasi organisasi, dan komunikasi yang dibangun di dalam Kementerian Kesehatan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan paradigma konstruktifis dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam kepada tiga informan, yang kemudian dianalisa dengan menggunakan coding.Hasil analisa menerangkan bahwa dalam mempertahankan reputasi organisasinya, Kementerian Kesehatan menggunakan lima tahapan manajemen isu, yakni identifikasi isu, analisa isu, penyusunan dan pengembangan rekomendasi, implementasi, serta monitoring dan evaluasi yang dikembangkan dengan mengkombinasikan model dari Doorley dan Garcia dengan Howard Chase.
ABSTRACT Gratification acceptance issues by doctors from pharmaceutical companies affect organization reputation of Ministry of Health. Therefore, it is necessary to implement issues management to maintain reputation of Ministry of Health as a government organization in health sector. This study aims to describe issue management of gratification, how to maintain organization reputation, and communication built within Ministry of Health.This research uses qualitative descriptive approach with constructivist paradigm by collecting data through in depth interview to three infromants, the the data was analyzed by using coding.The result of analysis explain that in maintaining organization reputation, Ministry of Health uses five stages of issue management, such as identification, analysis, preparation and development of recommendation, implementation, and monitoring and evaluation that developed by combining models from Doorley and Garcia with Howard Chase.