ABSTRAKKondisi geografis dan akses yang sulit masih menjadi kendala dalam efektifitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di NTT yang menyebabkan munculnya masalah 3T dan tingginya AKI dan AKB. Jalan keluar yang ditempuh antara lain adalah Revolusi KIA NTT dengan penyediaan rumah tunggu kelahiran (RTK). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pemanfaatan RTK oleh ibu hamil di Manggarai Barat NTT tahun 2016. Pemanfaatan rumah tunggu berhubungan faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Metode penelitian ini adalah Mixed Method Research dengan desain eksplanatoris. Penelitian ini mengambil jumlah sampel survey sebanyak 100 responden dengan metode multistage random sampling jumlah responden wawancara mendalam 29 responden. Analisis data menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) program Nvivo 11 Plus. Analisis kuantittatif menggunakan metode Chi Square Test. Hasil penelitian terdapat 19% ibu hamil menggunakan RTK di Manggarai Barat tahun 2016. Wawancara mendalam menunjukkan bahwa keberadaan RTK berdampak positif bagi banyak ibu hamil dari geografis sulit dan ibu hamil yang beresiko tinggi. Hasil analisis kuantitaf dari faktor predisposisi (predisposing factors) menunjukkan bahwa umur (p=0.38), pendidikan (p=0.301), pengetahuan (p=0.201), pekerjaan (p=0.68), kondisi ekonomi (p=0.592), sikap (p=0.452) dan faktor sosial budaya tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan RTK di Manggarai Barat. Faktor ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna (p=0.038) serta ketersediaan sarana transportasi juga bermakna (P=0.04). Faktor ketersediaan kendaraaan dijelaskan oleh faktor jarak dan faktor geografis. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors) seperti keluarga (p=0.201), masyarakat (p=1), tenaga kesehatan (p=0.26) dan pemerintah (p=0.345) tidak bermakna terhadap pemanfaatan RTK di Manggarai Barat tahun 2016.
ABSTRACTBad goegraphic condition and bad access to health facility still remain to be the big problem in effectivity of maternity care in NTT Province, Indonesia. The bad access to the facility causes the problems of 3 Lates (Tiga Terlambat) and still high of MMR and IMR. One of the wayouts of the problems is the revoluiton of Mother dan Infant Health care in NTT since 2009 with providing maternity waiting houses (MWH) near facility of health care. The aim of the study is to determine the effectivity of using maternity waiting houses in district of Manggarai Barat, Province of NTT, in 2016. The use of MWH link to the factors of: predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. This research uses Mixed Method Research with explanatory design. Total survey samples are 100 respondents using multistage random sampling method and total indepth interview samples are 29 respondents. The analisys of data using the soft ware program of Statistical Product and Service Solutions (SPSS) and Nvivo 11 Plus. The result of the survey is 19% pregnant women used MWH in Manggarai Barat in 2016. Indepth Interview shows the fact that the use of MWH have a positive impact for many pregnant women from the villages with bad geographic conditions and the pregnant women with high risk maternity. The quantitative analysis showing the result that the predisposing factors: age (p=0.38), education (p=0.301), knowledge (p=0.201), work (p=0.68), socio-economic condition (p=0.592), attitude (p=0.452) and socio-cultural factors had no significant relation with the use of MWH in Manggarai Barat in 2016. The factors of heath facility and healt care provider (p=0.038) and the presence of transportation facility (car or vehicles) (p=0.04) have significat relation with the use of MWH. The reinforcing factors: family (p=0.201), public figures (p=1), health care provider (p=0.26) and government (p=0.345) had no significant relationship with the use of MWH in Manggarai Barat, 2016.