Nama : YusnabetiProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian stroke pada penduduk BogorTengah tahun 2016Pembimbing : Dr. drs. Sutanto Priyo Hastono, M.Kes.Saat ini stroke adalah pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung iskemik, dantetap menjadi penyebab utama kematian di dunia dalam 15 tahun terakhir. Di Indonesiakejadian stroke meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013 yaitu dari 8 per 1000 pendudukmenjadi 12 per 1000 penduduk dan provinsi Jawa Barat memiliki prevalensi 12 per 1000penduduk dengan estimasi jumlah penderita stroke sebesar 17 per 1000 penduduk.Aktivitas fisik yang tidak mencukupi adalah faktor risiko utama penyakitkardiovaskular termasuk stroke. Peningkatan perilaku tidak aktif, dikhawatirkan akanmeningkatkan jumlah penderita stroke. Di Indonesia proporsi penduduk dengan aktivitasfisik kurang aktif adalah 26,1 . Provinsi Jawa Barat memiliki proporsi penduduk kurangaktif sebesar 25,4 . Angka ini dapat meningkat diwaktu yang akan datang denganmempertimbangkan bahwa Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 mempunyai angkasedentari di atas angka nasional.Rancangan studi adalah cross sectional melalui penggunaan data dari studi Kohorpenyakit tidak menular Badan Litbangkes Kemenkes RI. Sampel dalam penelitian iniadalah penduduk berusia 25 sampai 65 tahun yang terdapat pada data studi kohor PTMdi Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor.Hasil penelitian ini mendapatkan prevalensi stroke di Kecamatan Bogor Tengahsebesar 15 per 1000 penduduk. Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan stroke denganrisiko yang berbeda pada kelompok umur. Pada kelompok umur kurang dari 45 tahun,penduduk dengan aktivitas fisik yang kurang akan berisiko terkena stroke sebesar 5.43kali lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai aktivitas fisik cukup. Pada kelompokumur 45 tahun atau lebih, penduduk dengan aktivitas fisik yang kurang akan berisikoterkena stroke sebesar 1.18 kali lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai aktivitas fisikcukup.Peningkatan upaya pencegahan dan pengendalian stroke serta peningkatanaktivitas fisik perlu dilakukan pemerintah melalui promosi kesehatan dalam skala yanglebih luas dan melalui berbagai media informasi. Pemerintah perlu memfasilitasipenyediaan ruang terbuka publik dan sarana penunjang untuk peningkatan aktivitas fisik.Masyarakat hendaknya menerapkan pola hidup sehat, diantaranya dengan cukup aktivitasfisik dan berperan aktif dalam promosi peningkatan aktivitas fisik melalui lembaga danorganisasi kemasyarakatan seperti PKK, Karang Taruna, perkumpulan kerohanian dansebagainya.
Currently stroke is the number two killer after ischemic heart disease, and remains theleading cause of death in the world in the last 15 years. In Indonesia the incidence ofstroke increased from 2007 to 2013 ie from 8 per 1000 population to 12 per 1000population and West Java province has 12 prevalence per 1000 population with estimatednumber of stroke patient equal to 17 per 1000 population.Inadequate physical activity is a major risk factor for cardiovascular disease includingstroke. Increased inactive behavior, feared will increase the number of stroke patients. InIndonesia the proportion of population with less active physical activity was 26.1 . WestJava Province has a proportion of less active population of 25.4 . This figure mayincrease in the future by considering that West Java Province in 2013 has a sedentaryfigure above the national rate.The design of the study was cross sectional through the use of data from the Cohortof non communicable diseases of the Indonesian Ministry of Health Research andDevelopment. The sample in this study is population aged 25 to 65 years found in datacohort study of PTM in subdistrict Bogor Central, Bogor City.The results of this study obtained the prevalence of stroke in subdistrict Bogor Centralby 15 per 1000 population. There is a relationship of physical activity with stroke withdifferent risk in the age group. In the age group less than 45 years, the population withless physical activity will be at risk of stroke by 5.43 times higher than those who haveenough physical activity. In the age group of 45 years or older, people with less physicalactivity would be at risk of stroke 1.18 times higher than those with sufficient physicalactivity.Increased efforts to prevent and control stroke and increase physical activity needs tobe done by the government through health promotion on a wider scale and through variousmedia information. The government needs to facilitate the provision of public open spacesand supporting facilities for the improvement of physical activity. The community shouldadopt a healthy lifestyle, among others, with sufficient physical activity and an active rolein promoting the increase of physical activity through institutions and communityorganizations such as PKK, Karang Taruna, spiritual associations and so forth.