ABSTRAKIndonesia termasuk dalam lima wilayah dengan prevalensi Hepatitis B tertinggi di dunia.Penyebaran Hepatitis B dapat dicegah dengan pemberian imunisasi Hepatitis B yangdimulai dari bayi baru lahir usia 0-7 hari HB 0 . Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan akses imunisasi HB 0 di Indonesia.Studi dengan desain potong lintang ini menggunakan data Susenas 2016 dan Podes 2014.Sampel adalah bayi dari wanita yang pernah menikah berumur 15-49 tahun danmelahirkan bayi dengan berat lahir ge; 2,5 Kg pada dua tahun sebelum survei denganjumlah responden 18.407 individu. Hasil penelitian menunjukkan 59,63 bayimemanfaatkan imunisasi HB 0. Analisis regresi logistik logit menunjukkan variabelpendidikan, jarak, umur ibu, wilayah tempat tinggal, regional, tempat lahir bayi danpenolong persalinan berhubungan dengan akses imunisasi HB 0. Bayi yang dilahirkan difasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan memiliki peluang yang lebih baik.Disarankan untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan, kemitraan tenaga kesehatandan mendorong ibu hamil untuk bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenagakesehatan.
ABSTRACTIndonesia is among the five regions in the world with the highest Hepatitis B prevalence.One of the efforts to prevent Hepatitis B infection is to give Hepatitis B birth dose vaccineto infants at age 0 7 day HB 0 . This research aimed to analyze factors related to theaccess of HB 0 vaccinations in Indonesia. This cross sectional study was using Susenas2016 and Podes 2014 data, sample size was 18.407 babies of married women whose agebetween 15 49 years and gave birth baby birth weight ge 2,5 Kg in the last two yearsbefore the survey was done. About 59,63 infants accesses HB 0 vaccination. Logisticregression analysis model logit resulted marginal effects which showed variabel of ageand education of the mother, region, place of birth, distance and birth attendants hadrelationship with access the HB 0 vaccination. To increase the HB 0 vaccinationcoverage, it is recommended that the government or the policy makers should improveprograms and acess through health promotions, partnerships among health personnels,as well as encourage facility based delivery.