Perilaku kekerasan merupakan salah satu gejala yang menjadi alasan bagi keluarga untuk membawa klien ke rumah sakit jiwa karena berisiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Manajemen perilaku kekerasan terdiri dari tiga strategi yaitu strategi pencegahan, strategi antisipasi, dan strategi pengekangan. Latihan asertif merupakan salah satu strategi pencegahan untuk mengantisipasi tindakan kekerasan yang berulang. Tujuan penanganan kasus ini adalah diketahui perubahan tanda gejala dan kemampuan klien risiko perilaku kekerasan setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan latihan asertif. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan pendekatan metode case series. Responden berjumlah 26 orang yang dibagi dalam 2 kelompok sesuai kriteria inklusi. Kelompok pertama adalah klien yang mengalami risiko perilaku kekerasan karena halusinasi, kelompok kedua klien yang mengalami risiko perilaku kekerasan karena keinginan/kebutuhan tidak terpenuhi. Hasil penanganan kasus menunjukkan bahwa terjadi penurunan tanda gejala risiko perilaku kekerasan terutama pada aspek perilaku, kognitif dan afektif setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan ners spesialis latihan asertif. Rekomendasi dari penanganan kasus ini adalah tindakan keperawatan ners dan tindakan keperawatan ners spesialis latihan asertif dilakukan secara terus-menerus untuk menurunkan tanda gejala pada klien risiko perilaku kekerasan.
Violent behavior is one of the main reasons for families to take clients to a mental hospital because they risk injuring themselves, others and the environment. Violent behavior management consists of three strategies: prevention strategies, anticipatory strategies, and restraint strategies. Assertive training is one prevention strategy to anticipate repeated acts of violence. The purpose of handling this case is to know the change of symptoms and the ability of the client's risk of violent behavior after being given nursing actions ners and assertive training. Writing this scientific paper using case series method approach. Respondents were 26 people divided into 2 groups according to inclusion criteria. The first group is the client who is experiencing the risk of violent behavior due to hallucinations, the second group of clients experiencing the risk of violent behavior due to desire/needs are not met. The results of case management showed that there was a decrease in signs of violent behavior risk behavior especially on behavioral, cognitive and affective aspects after being given nursing actions ners and assertive training. Recommendations from the handling of this case are nursing actions ners and nursing actions ners specialists assertive training are conducted continuously to reduce sign and symptoms on the client risk of violent behavior.