Penelitian ini membahas pemaknaan dua film bertemakan hubungan antar etnis di Malaysia yang berjudul Potong Saga dan Halal oleh penonton muda Malaysia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara mewawancara informan yang kriterianya telah ditentukan terlebih dahulu. Informan dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Malaysia yang berumur 21 sampai 22 tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam secara langsung maupun daring menggunakan pedoman wawancara semi-terstruktur. Untuk menganalisa data yang telah diperoleh mengginakan teori encoding-decoding Stuart Hall dengan menggolongkan pemaknaan kedalam dominan, negosiasi, dan oposisi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemaknaan mahasiswa Malaysia mengenai isu hubungan antar etnis di Malaysia dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Generasi muda Malaysia cenderung lebih terbuka dan lebih mudah berteman dengan beragam etnis.
This research discusses about the construction of meaning of the movie themed ethnic relation in youth audiences (case study of
Potong Saga and
Halal). This research use qualitative method by interview informants with a certain criteria. Informants on this research are Malaysian youngsters aged 21 and 22 years old. Data collection method was in-depth interview using a semi structured interview guide. Some interview were done face to face and some of them were done online. Stuart Hall's theory encoding-decoding was used to analyze data. Reception study theory would shows three reception, dominant, negotiation, and rejection. The result showed that the Malaysian youngsters in constructing meaning of ethnic relation film
Potong Saga and
Halal is different, backgrounds mattered from each of them. Malaysian youngsters were more open from the relation with different ethnics.