Peran infrastruktur dalam mendukung pertumbuhan ekonomi telah terkonfirmasi dalam berbagai penelitian. Sebagai negara berkembang, Indonesia sedang berupaya meningkatkan penyediaan infrastruktur, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi pembangunan infrastruktur dan untuk meneliti dampak penyediaan infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Analisis menggunakan panel data 30 provinsi periode 2007-2015. Variabel dependen adalah PDRB per kapita. Variabel independen terdiri dari jumlah tenaga listrik yang didistribusikan, jumlah barang yang dibongkar-muat di pelabuhan, dan jumlah penumpang di bandara (dalam per kapita), persentase rumah tangga yang memiliki telepon seluler, dan kepadatan jalan (panjang jalan dibagi dengan luas provinsi). Variabel kontrol adalah persentase partisipasi pendidikan dasar. Analisis awal dilakukan pada skala nasional. Selanjutnya data dibagi dalam Indonesia Barat (Sumatera, Jawa, dan Bali), dan Indonesia Timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua) untuk menunjukkan perbedaaan karakteristik di dua kawasan tersebut. Pada skala nasional, seluruh variabel berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, variabel listrik dan bandara tidak siginifikan dan berpengaruh negatif masing-masing di Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Dengan demikian, penyediaan kedua infrastruktur ini harus dianalisa lebih lanjut. Di samping itu, dengan lebih tingginya dampak pembangunan infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur, pemerintah harus meningkatkan penyediaan infrastruktur di kawasan tersebut dengan mempertahankan penyediaan infrastruktur di Indonesia Barat.
The importance of infrastructure to support economic growth has been confirmed by research for years. As a developing country, Indonesia is currently struggling to enhance infrastructure provision. Therefore, the objectives of this study are to provide an update on the state of infrastructure development in Indonesia and to examine the impact of infrastructure provision on Indonesia’s economic growth. The analysis employs balance panel data of 30 provinces over the period 2007–2015. The dependent variable is regional gross domestic product (RGDP) per capita. The independent variables are electricity distributed, cargo loading and unloading on port, and the number of airport passengers (all measured in per capita), the percentage of household who own cellular phone, and road density (the length of road divided by the area of each province). The control variable is the percentage of compulsory education participation. First, the analysis is done on a national basis. Second, the data are divided into Western (Sumatera, Java, and Bali) and Eastern (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, and Papua) regions to show different characteristics of economic development in both regions. At the national level, all variables are statistically significant and positively contribute to the economic growth. However, electricity and airport are not significant and negatively correlate with economic growth in the Western and Eastern regions, respectively. Thus, provision of these infrastructures should be further analyzed. In addition, as the impact of infrastructure on economic growth is higher in the Eastern region, the government should enhance infrastructure provision in the Eastern region while maintaining the provision in the Western region.